968kpfm, Samarinda – Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Timur mengingatkan adanya tantangan ekonomi yang perlu diantisipasi dalam beberapa tahun mendatang.
Deputi Perwakilan Bank Indonesia Kaltim, Bayuadi Hardiyanto, menekankan pentingnya sinergi semua pihak untuk menciptakan ekonomi daerah yang tangguh. Pernyataan itu disampaikan dalam Pertemuan Tahunan Bank Indonesia 2024 di Samarinda, Jumat (29/11).
Bayuadi menyebutkan, meski ekonomi Kaltim mencatat pertumbuhan sebesar 5,52 persen secara year-on-year (YoY) pada triwulan III 2024, tantangan serius masih membayangi. Pertumbuhan tersebut ditopang oleh sektor konstruksi, didorong pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) dan proyek strategis lainnya, serta minat investasi yang terus meningkat.
Namun, tingginya ketergantungan pada sektor batu bara menjadi tantangan utama. "Ketergantungan pada sumber daya alam tidak terbarukan membawa risiko terhadap keberlanjutan ekonomi dan lingkungan. Apalagi dengan komitmen global menuju energi hijau, permintaan batu bara dapat melambat," ujar Bayuadi.
Sebagai solusi, ia mengusulkan percepatan hilirisasi industri untuk meningkatkan nilai tambah komoditas.
"Hilirisasi menjadi kunci dalam mengurangi ketergantungan pada ekspor bahan mentah dan menciptakan peluang ekonomi baru," tambahnya.
Tantangan lain adalah ketergantungan Kaltim pada pasokan pangan dari daerah lain. Proses pembangunan dan pemindahan IKN diperkirakan meningkatkan kebutuhan pangan, sehingga berpotensi memicu gejolak harga dan inflasi. Bayuadi menilai strategi pengendalian inflasi harus diperkuat.
Meski inflasi triwulan III 2024 berhasil ditekan pada angka 2,16 persen YoY, langkah antisipatif tetap diperlukan. Program seperti Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) diakui efektif dalam menjaga stabilitas harga.
Sebagai upaya mendorong diversifikasi ekonomi, Bank Indonesia dan Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) Samarinda akan mengadakan Seminar Nasional Transformasi Ekonomi Kaltim pada 14 Desember mendatang. Seminar bertema
"Mendorong Sektor Inklusif dan Berkelanjutan sebagai Alternatif Ekonomi" itu diharapkan menjadi wadah untuk mempercepat transformasi ekonomi daerah.
Bayuadi optimistis, dengan kolaborasi semua pihak, ekonomi Kaltim dapat tumbuh positif dalam kisaran 5,5 hingga 6,3 persen YoY hingga akhir tahun. "Sinergi dan komitmen bersama adalah kunci untuk memperkuat ketahanan ekonomi Kalimantan Timur," tutupnya.
Penulis: Maul
Benua Etam
Terima Silaturahmi Masyarakat Umum, Gubernur Kaltim Berikan Santunan Kepada 1.000 Penerima03 Dec 2024