Main Image
Olahraga
Olahraga | 28 Oct 2021

Kisah Pemuda di Ajang PON XX Papua yang Harumkan Nama Kaltim

968kpfm, Samarinda - Setiap tanggal 28 Oktober, bangsa Indonesia memperingati Hari Sumpah Pemuda. Poin penting dalam ikrar tersebut, para pemuda-pemudi berjanji mewujudkan Satu Tanah Air, Satu Bangsa, dan Satu Bahasa.

Momen sumpah pemuda ini dimaknai dengan berbagai cara. Seperti perjuangan para atlet Kaltim yang berlaga di Pekan Olahraga Nasional atau PON XX Papua.

Dalam hajatan olahraga terbesar di Indonesia itu, Kaltim berhasil mengoleksi 100 medali. Rinciannya, 25 medali emas, 33 perak, dan 42 perunggu.

Dari 37 induk cabang olahraga yang diikuti, Kaltim menurunkan 368 atlet. Bertepatan dengan Hari Sumpah Pemuda ini, KPFM merangkum cerita peraih medali emas, di mana semangat juang mereka mampu mengharumkan nama Benua Etam di kancah nasional.


Motivasi pelatih bawa pasangan Ajeng-Cesar raih Emas

Nama lengkapnya Roro Ajeng Kurti Damawestri. Atlet kempo yang satu ini berhasil menyabet medali emas berpasangan dengan Muhammad Cesar Ramadan pada nomor Embu Campuran Kyukenshi.

Perjalanan cewek kelahiran 1998, Samarinda itu, di PON Papua tidak mudah. Sebelum berlaga di Bumi Cendrawasih, julukan Papua, prestasi Ajeng sempat menurun.

Pada Pra-PON 2019 di Kalimantan Selatan, performa Ajeng dan Cesar menurun. Sehingga hanya mendapatkan medali perak.

Menjelang laga di PON Papua, semangat kembali menghampiri Ajeng. Seorang pelatih memberi wejangan kepada dirinya.

"Kamu harus bisa jadi raja dan ratu pada kelasmu ini (nomor Embu Campuran Kyukenshi)," kata cewek berumur 23 tahun itu, menirukan sang pelatih.

Tak disangka, ucapan itu memotivasi Ajeng untuk menggapai medali. Emas di PON Papua merupakan yang kedua bagi Ajeng dan Cesar. Mereka juga menyabet medali emas pada PON Jawa Barat 2016 lalu.


Moncer di PON Papua, layar Kaltim jadi juara umum

Cabang olahraga layar Kaltim jadi yang paling moncer di PON XX Papua. Dengan meraih lima medali emas, tim layar berhasil menjadi juara umum.

Prestasi itu tak lepas dari perjuangan Dia Tri Utami dan Nur Fatin Syafika. Mereka merebut medali emas di nomor International 420 Putri.

Dia dan Fatin telah berpasangan sejak lima tahun lalu. Rasa suka maupun duka telah mereka lalui bersama ketika berlatih atau bertanding.

Dia mengaku senang bisa meraih medali emas pertamanya bersama Fatin, cewek yang jadi sahabatnya semenjak duduk di Sekolah Dasar.

"Bangga banget, karena ini emas di PON pertama saya. Saya juga berterima kasih kepada masyarakat yang telah mendukung kami di PON Papua," ucap Dia.


Kenal gulat sejak SD, Zainal genggam medali emas

Zainal Abidin punya prestasi membanggakan di PON XX Papua. Ia sukses membawa pulang medali emas saat tampil nomor gaya bebas kelas 57 kilogram.

Cowok berusia 24 tahun itu mengaku mengenal olahraga gulat saat masih berseragam Sekolah Dasar.

Zainal ikut berlatih gulat bersama anak-anak lain di kampungnya. "Jadi waktu itu juga ikut latihan karena tidak ada teman bermain," jelas Zainal.

Prestasi emasnya di PON, mendorong semangat Zainal untuk bisa meningkatkan kemampuan di kompetisi lainnya. "Impian saya bisa juara di tempat yang lebih tinggi lagi, seperti SEA Games atau Asian Games," pungkasnya.

Penulis: Maul

Share This Post
More News

Tap anywhere to start radio 96.8KPFM 🎵