Main Image
Kota Tepian
Kota Tepian | 10 Jun 2020

Konflik Cinta Remaja Berujung Pengeroyokan

968kpfm, Samarinda - Sebuah video aksi perundungan dan pengeroyokan terhadap seorang remaja perempuan bikin geger warganet di dunia maya.

Dalam video yang terbagi dalam 4 potongan tersebut, terlihat korban menerima kekerasan secara fisik oleh sekelompok remaja perempuan.

Akibatnya, kasus ini berbuntut panjang karena pihak keluarga korban merasa tidak terima, sehingga melaporkannya ke unit perlindungan perempuan dan anak (PPA) Polresta Samarinda.

Kanit PPA Satreskrim Polresta Samarinda, Iptu Teguh Wibowo mengatakan, menindaklanjuti kasus tersebut, pihaknya segera memanggil tiga orang pelaku pengeroyokan dan satu orang saksi.

"Korban yang didampingi keluarganya juga kami panggil untuk dimintai keterangan," sebut Teguh, Rabu (10/6/2020) sore.

Berdasarkan hasil penyidikan, diketahui bahwa kejadian ini bermula saat salah satu pelaku pengeroyokan berjalan dengan seorang remaja lelaki. Ternyata, lelaki ini juga terbilang dekat dengan korban.

"Jadi keduanya (pelaku dan korban) menyukai remaja laki laki ini, dan mereka berdua saling kenal hanya tidak akrab," ungkapnya.

Menganggap dirinya berhasil merebut hati remaja laki-laki ini, salah satu pelaku akhirnya mengirim pesan singkat kepada korban dengan maksud hendak pamer. Perang urat syaraf melalui pesan singkat pun saling dilontarkan antara keduanya.

"Mungkin merasa tidak terima, akhirnya keduanya sepakat untuk bertemu menyelesaikan masalah ini," terang Teguh.

Muncul kesepakatan antara dua remaja perempuan ini untuk bertemu di salah satu perumahan Kecamatan Sambutan, Senin (8/6/2020) sekitar pukul 13.00 Wita. Perkelahian antar kedua remaja ini pun tak dapat terhindarkan lagi, dimana korban menerima kekerasan fisik dari pelaku.

"Mereka sama sama berkelompok. Hanya saja rekan korban tidak bisa berbuat apa-apa. Beruntung perkelahian tersebut bisa berakhir," beber Teguh.

Lantaran masalah mereka berdua belum terpecahkan, akhirnya pertemuan kedua kembali terjadi di Jalan Kapten Soedjono, tepatnya di Jalan Pendekat Mahkota II, Kecamatan Sambutan. Kali ini, korban kembali mendapat kekerasan fisik dari para pelaku yang bergerombol.

"Kejadian ini terekam hingga tersebar ke media sosial. Tindakan perundungan baru berhenti setelah kedua kelompok mendengar suara sirine," imbuh perwira balok dua tersebut.

Awalnya, korban sendiri tidak memberitahu kepada keluarganya bahwa dirinya menjadi korban pengeroyokan. Tante korban, SU memaparkan, kasus ini baru diketahui keluarga saat melihat video yang sudah tersebar di media sosial.

"Korban ini tidak ada cerita sama sekali. Setelah ketahuan, baru korban mau cerita, sehingga ayah korban segera mengunjungi rumah pelaku untuk menyelesaikan permasalahan ini," ucap SU.

Sebenarnya, ujar SU, pihak keluarga ingin berdamai dan menyelesaikan permasalahan ini secara kekeluargaan. Tetapi ketika bertemu orang tua pelaku, ayah korban justru menerima ancaman sehingga keluarga sepakat untuk membawa kasus ini ke ranah hukum.

"Jadi setelah mendapat perlakuan seperti itu, kami langsung melakukan visum, dan melaporkan kejadian ini ke Polresta Samarinda," tegas SU.

"Sampai sekarang korban itu masih memar di leher, mata kiri, perut dan sakit di bagian kemaluannya," sambungnya.

Kembali ke Teguh, saat ini unit PPA Satreskrim Polresta Samarinda telah menerima laporan resmi, beserta bukti visum yang dikeluarkan rumah sakit.

"Kami tetap mengupayakan jalur mediasi terlebih dulu, karena pelaku dan korban sama-sama anak di bawah umur," tutup Teguh.

Penulis: Fajar

Editor: Maul

Share This Post
More News

Tap anywhere to start radio 96.8KPFM 🎵