Lahan Mangrove Kaltim Kritis, BRGM Dorong Rehabilitasi

968kpfm - Berdasarkan data Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM), dari 3,1 juta hektare lahan mangrove di Indonesia, sebanyak 637 ribu hektare dalam kondisi kritis. Sebanyak 17,8 hektare sebaran mangrove yang mengkhawatirkan itu berada di Kaltim.

Pembukaan lahan untuk pertanian dan perkebunan disebut memberi dampak yang signifikan pada berkurangnya lahan mangrove. Padahal, kehadiran mangrove dapat membuat masyarakat sejahtera.

Ekosistem mangrove banyak menyimpan ikan, udang dan kepiting. Komoditas itu merupakan sumber protein hewani dan memiliki potensi ekonomi yang tinggi.

Di sisi lain, degradasi mangrove disebabkan oleh tambak pengusaha. Sehingga ekowisata atau silvofishery dianggap sebagai solusi agar mangrove masih bisa direhabilitasi.

Salah satu kawasan mangrove yang perlu perhatian adalah kawasan Delta Mahakam. Kawasan ini mempunyai luas 113 ribu hektare dengan 64 pulau dan 54 persen wilayahnya merupakan tambak rakyat lokal.

Sekretaris BRGM Ayu Dewi Utari menjelaskan, lokasi kegiatan rehabilitasi mangrove yang menjadi target BRGM berada di 9 provinsi prioritas. Kalimantan Timur (Kaltim) merupakan salah satunya. Luasan areal target rehabilitasi mangrove di Kaltim pada 2021 adalah 6.000 hektare.

Arah kegiatan rehabilitasi mangrove, lanjut dia, selain memperhatikan fungsi ekologi, juga harus mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir.

"Ekosistem mangrove dapat juga dikembangkan untuk ekowisata," kata Ayu saat membuka kegiatan Sosialisasi Percepatan Rehabilitasi Mangrove di Provinsi Kalimantan Timur, Rabu (7/7).

Agar tujuan rehabilitasi mangrove di Kaltim dapat terlaksana, Ayu memandang perlu untuk berkolaborasi dan bekerja sama antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, LSM, akademisi dan masyarakat.

"Hal ini penting karena tugas rehabilitasi adalah tanggung jawab bersama, bukan pemerintah pusat saja," pungkasnya.

Penulis: Maul