968kpfm, Samarinda - Mulai Sabtu (20/11) lalu, pedagang kaki lima (PKL) yang biasa berjualan di Tepian Mahakam, tepatnya di Jalan Gajah Mada, Samarinda, sudah diperkenankan untuk beroperasi dengan jumlah yang terbatas.
Beberapa regulasi diberlakukan untuk menjaga keasrian Tepian Mahakam. Salah satunya dengan membatasi PKL yang berdagang.
Pembatasan ini dilakukan agar suasana Tepian Mahakam tetap berjalan sesuai dengan fungsinya sebagai ruang terbuka hijau (RTH). Selain itu, PKL boleh berdagang hanya sampai pukul 22.00 WITA.
Pemkot Samarinda sendiri menggandeng Bank Kaltimtara menyediakan rombong dagangan bagi 27 PKL yang telah ditunjuk untuk berdagang di lokasi tersebut. Setiap satu rombong bisa diisi 2-3 PKL untuk bekerja sama.
Salah satu pedagang, Jauhari mengatakan, dirinya sangat bersyukur sudah diperkenankan untuk kembali berjualan di Tepian Mahakam. Meski tidak seramai sebelumnya, setidaknya ada pemasukan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
"Awalnya sempat ramai. Tapi tidak seperti dahulu memang. Meski begitu, kami tetap bersyukur masih bisa berjualan di sini (Tepian Mahakam)," ucap Jauhari, Senin (22/11).
Wajah baru "Tepian Mahakam" ini secara perlahan menarik minat warga Kota Tepian untuk berdatangan. Salah satunya ibu rumah tangga (IRT) bernama Siti Fathonah (47). Dia bersama dua anaknya tampak menikmati keindahan panorama Kota Tepian.
Menurutnya, Tepian Mahakam yang sekarang terlihat lebih rapi dan indah dibandingkan dulu. Berbagai variasi makanan pun bisa dia pilih dengan harga yang terjangkau. Sayang keterbatasan tempat sampah menjadi kekurangan yang harus segera dibenahi.
"Kalau secara umum penerapan protokol kesehatan sudah cukup ketat. Hanya saja ketersediaan tempat sampah masih minim. Semoga ini bisa secepatnya dibenahi," sebut Siti.
Lebih lanjut, wanita dua anak ini berharap keindahan dan kebersihan Tepian Mahakam bisa terjaga meski dengan adanya kehadiran PKL. Tentu saja hal ini bisa menarik wisatawan untuk berkunjung ke Tepian Mahakam, tidak melulu ke pusat perbelanjaan.
Foto: Potret Tepian Mahakam yang mulai ditata rapi dan ditempati oleh PKL dengan jumlah terbatas. (KPFM/Fajar)
