Main Image
Kota Tepian
ter-Hype | 02 Dec 2021

Dua Tahun Absen, Masyarakat Antusias Meriahkan Festival Hudoq

968kpfm, Samarinda - Setelah melalui rangkaian tari Hudoq Thariiq (Awal), Festival Hudoq Kawit Kota Samarinda 2021 telah memasuki fase akhir, yakni Hudoq Pakoq (Akhir).

Tari Hudoq Pakoq di Kota Tepian kali ini dilaksanakan di Gang Usaha, Kelurahan Loa Buah, Kecamatan Sungai Kunjang, Rabu (1/12).

Ratusan masyarakat yang telah menunggu sejak pukul 14.00 WITA pun sangat antusias mengikuti rangkaian festival Hudoq Kawit tahun ini.

Salah satunya adalah Emma (43). Wanita karir ini rela menanti sejak pagi untuk menyaksikan tarian, yang bertujuan untuk ritual dalam masa penanaman padi.

Menurutnya, sangat jarang ditemukan tarian hudoq yang dilaksanakan di wilayah perkotaan, utamanya Samarinda.

"Kalau pun ada, itu ada di Desa Budaya Pampang. Tadi saya juga membeli aksesoris yang dijual warga supaya bisa ikut serta dalam tarian hudoq ini," ungkap Emma, Rabu (1/12).

Di sisi lain, Kepala Adat Bahau Busang Wilayah Samarinda, Edmontus Luhat menyatakan bahwa tarian hudoq yang dilaksanakan saat ini adalah penutup dari rangkaian awal yang sudah digelar sejak pertengahan November lalu, yakni Hudoq Thariiq.

Luhat menjelaskan, Hudoq Thariiq adalah tarian hudoq yang diselenggarakan saat awal musim tanam padi.

Setelah beberapa waktu, dilaksanakan tarian Hudoq Kawit untuk
memanjatkan doa kepada yang maha kuasa, agar padi yang sudah ditanam membawa hasil yang baik, serta mereka yang menanam selalu diberikan kesehatan.

"Jadi yang sekarang kami lakukan ini adalah Tarian Hudoq Pakoq untik mengakhiri seluruh rangkaian hudoq yang sudah dilaksanakan," imbuhnya.

Pelaksanaan Festival Hudoq Kawit 2021 mendapat apresiasi dari Dinas Pariwisata (Dispar) kota Samarinda, dalam hal ini diwakili oleh Kabid Pengembangan Destinasi dan Usaha Pariwisata, Agnes Gering Belawing.

Selain mengapresiasi kegiatan khas Kalimantan itu, Agnes juga ikut menyemarakkan tarian hudoq. Menurutnya, hudoq bukan sekedar pertunjukkan. Namun, juga bagian dari budaya yang harus dilestarikan agar tidak punah termakan zaman.

"Jadi tarian hudoq ini menceritakan tentang proses bagaimana masyarakat suku dayak memulai proses menanam padi, hingga menjelang masa panen," tuturnya.

Meski masih dalam suasana pandemi, Agnes mengakui antusias masyarakat masih cukup tinggi.

Kendati demikian, pihaknya masih membatasi kegiatan seperti ini untuk mendukung upaya pemerintah dalam menekan angka penyebaran Covid-19.

"Jadi masyarakat yang ingin berpartisipasi dalam festival hudoq ini, mereka harus sudah divaksin atau dinyatakan negatif Covid-19. Selain itu mereka semua harus menerapkan protokol kesehatan yang ketat," tandasnya.

Foto: Ratusan masyarakat memeriahkan tarian Hudoq Pakoq yang diselenggarakan di Loa Buah, Samarinda. (KPFM/Fajar)

Penulis: Fajar
Editor: Maul

Share This Post
More Article