Main Image
Kota Tepian
All About Radio | 18 Mar 2021

Kata Akademisi Unmul Soal Maraknya Prostitusi Online Melibatkan Gadis Belia

968kpfm, Samarinda - Maraknya bisnis esek-esek berbasis online di Samarinda yang melibatkan anak di bawah umur, mendapat perhatian dari Dosen Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (Fisip) Universitas Mulawarman (Unmul), Sri Murlianti.

Wanita yang akrab disapa Sri ini sangat prihatin dan menilai praktik perdagangan yang melibatkan gadis belia tersebut.

Menurut dia, fenomena ini adalah modus baru sindikat kejahatan prostitusi. Lantaran beroperasi secara daring, membuat pihak berwajib kesulitan memantau aktivitas seperti ini.

"Karena aktivitasnya melalui daring dan interaksinya secara tertutup, tentu menjadi tantangan baru yang harus dihadapi kepolisian, orang tua, keluarga dan Masyarakat untuk mengurangi atau bahkan Menghapus aktivitas prostitusi online," kata Sri saat dikonfirmasi melalui sambungan telepon, Kamis (18/3).

Masuk Dalam Sindikat Kejahatan Terstruktur

Sri menyebut bahwa praktik prostitusi online yang melibatkan gadis belia merupakan sebuah kejahatan. Hal tersebut dilontarkannya karena anak di bawah umur dapat dikatakan menjadi korban meski motifnya bermacam-macam, seperti gaya hidup dan permasalahan keluarga.

Sindikat ini dapat dikatakan melakukan kejahatan secara terstruktur dan sistematis karena ada yang mengorganisir untuk membuat akun dan mencari konsumen. Namun yang menjadi permasalahan saat ini adalah tidak tersedianya delik aduan atas kasus ini.

"Ini kan luar biasa. Bagaimana bisa hukum mengantisipasi kasus seperti ini? Kalau dari sisi moral ini sudah jelas, karena tidak pantas dan merupakan kejahatan terorganisir yang melibatkan gadis belia," tegasnya.

Anak yang masih berusia belia juga sangat rentan terkena penyakit, utamanya di bagian reproduksinya. Berbeda dengan wanita dewasa, jika praktik prostitusi dilakukan oleh gadis belia tentu akan sangat mengerikan karena organ reproduksinya belum siap.

"ini yang menyebabkan permasalahannya berlipat ganda, dari organ reproduksinya belum siap, lalu mereka berganti-ganti pasangan," sebut Sri.

Gaya Hidup dan Pengaruh Lingkungan jadi Faktor Utama

Jika berbicara mengenai praktik prostitusi di kalangan remaja tentu tidak bisa lepas dari gaya hidupnya yang cenderung hedonisme. Banyak pengamat menilai sifat tersebut dipengaruhi oleh wacana hidup materialistik yang kerap ditampilkan di sosial media.

Lantaran banyak remaja yang mementingkan penampilan luar dan mencari jalan pintas untuk memenuhi gaya hidupnya, tak jarang mereka rela menjual diri sendiri demi mengikuti tren masa kini.

Hal tersebut, ujar Sri, juga dipengaruhi oleh kontrol orang tua yang lemah. Minimnya perhatian yang diterima sang anak, ditambah terkepung gaya hidup tinggi membuat mereka lebih mudah dijaring oleh sindikat kejahatan prostitusi online.

"Tentu saja ini menjadi tema yang gampang dijaring anak-anak dibawah umur, karena mudah diiming-imingi sesuatu yang secara performa itu memukau bagi remaja seusianya," ungkap Sri.

Sri juga menyoroti minimnya pengawasan orang tua terhadap anak-anak usia remaja, utamanya mereka yang sudah menggunakan gadget. Menurutnya, penting bagi orang tua untuk memantau apa saja yang diakses dan lingkungan pergaulannya.

Jika kontrolnya lemah dan terjadi pembiaran, maka bukan tidak mungkin anak remaja bisa terjerumus ke hal yang tidak diinginkan. Oleh sebab itu, Sri menghimbau kepada orang tua agar melakukan komunikasi emosional dari hati ke hati dengan anaknya.

"Ini dilakukan untuk memastikan bahwa anak merasa dilindungi dan disayangi serta berarti dalam keluarga. Ketika anak tidak merasakan hal itu lalu mencari pembenaran diluar, yang dia tidak dapatkan di rumah," tandasnya.

Foto: Ilustrasi.

Penulis: Fajar
Editor: Maul

Share This Post
More Article