96kpfm, Kutai Kartanegara - Helo Ramadan Festival, yang terpusat di Halaman Planetarium, Tenggarong, Kutai Kartanegara, resmi berakhir.
Kegiatan yang berlangsung sejak 15 hingga 17 April tersebut menghadirkan berbagai atraksi dan pameran, mulai kriya hingga kuliner. Salah satunya kue keroncong khas Tenggarong.
Kegiatan yang digagas Anggota DPR RI, Hetifah Sjaifudian tersebut menyedot perhatian warga. Mulai dari Samarinda maupun Tenggarong. Karena menyuguhkan 1.500 kue keroncong secara gratis.
Total ada 4.500 kue keroncong yang dibagikan selama 3 hari. Kue yang belakangan terakhir jadi buah bibir di Tenggarong tersebut, melibatkan 10 orang. Masing-masing pembuat kue ditarget membuat 150 kue keroncong setiap hari.
Salah satu pembuat kue keroncong, Siti Hainani mengaku senang dengan kehadiran Helo Ramadan Festival.
Kepada KPFM, wanita yang kerap berdagang di kawasan Teluk Dalam, Tenggarong Seberang itu menjelaskan cara membuat kue keroncong. Menurutnya, kue keroncong berbeda dengan kue pukis. Meski sepintas bentuknya terlihat sama.
"Keroncong sama pukis itu beda. Kalau keroncong memakai kelapa dan tidak memakai pengembang kue seperti pukis. Tetapi keroncong pakai tepung ketan," terangnya.
Hainani berharap, acara seperti Helo Ramadan Festival bisa sering digelar. Terlebih di luar momen Ramadan, karena dapat meningkatkan pendapatan pelaku usaha seperti dirinya.
"Waktu (pandemi) korona itu sepi. Alhamdulillah dengan adanya acara ini, kue keroncong terkenal lagi," ungkapnya.
Hetifah Sjaifudian, yang juga tercatat sebagai Wakil Ketua Komisi X DPR RI itu menerangkan, pihaknya terus mendorong pelaku UMKM di Kaltim terus berinovasi.
Ia memandang, kue keroncong punya kelebihan, yang apabila dikemas secara menarik dapat menjadi produk unggulan.
"Biar lebih disukai packaging-nya dikemas menarik. Lalu rasanya boleh sedikit-sedikit diberi varian rasa yang lain. Asal tidak menghilangkan keasliannya," ucap politikus Partai Golkar tersebut.
"Kue keroncong ini beda rasanya dan lebih gurih rasanya. Ada rasa pandan rasa original," tambahnya.
Hetifah mengaku, Helo Ramadan Festival digelar untuk memberikan semangat kepada pengusaha UMKM. Lantaran, setelah pandemi berlalu, berbagai usaha, termasuk kuliner mengalami kemunduran.
"Acara seperti ini justru memberikan semangat lagi, bangkit lagi, karena kita sudah enggak covid jadi bisa kumpul seperti ini. Intinya saling mendukung, lah," pungkasnya.
Foto: Pembuat kue keroncong di Helo Ramadan Festival. (KPFM/Maul)
Penulis: Maul