Main Image
Kota Tepian
School Life | 22 Sep 2021

Mahasiswa UINSI Samarinda Gelar Unjuk Rasa, Protes Tambang Ilegal di Dekat Kampus

968kpfm, Samarinda - Aktivitas mengeruk emas hitam secara ilegal nampaknya semakin marak ditemukan di Kota Tepian. Tak jarang aktivitas tersebut dilakukan secara terang-benderang di dekat fasilitas umum dan pemukiman warga.

Salah satunya seperti yang ditemukan oleh mahasiswa di Universitas Islam Negeri Sultan Aji Muhammad Idris Samarinda (UINSI). Kurang dari 500 meter tepat di samping Kampus II UINSI Samarinda yang berlokasi di Jalan HAM Rifaddin, Kecamatan Loa Janan Ilir, terdapat aktivitas tambang batu bara ilegal yang belum diketahui siapa pemiliknya.

Penemuan itu lantas membuat puluhan mahasiswa menggelar unjuk rasa di Kampus II UINSI Samarinda pada Selasa (21/9). Gubernur Mahasiswa Fakultas Ushuluddin, Adab dan Dakwah (FUAD) UINSI Samarinda, Windy Irwan Ady mengungkapkan, penambangan ilegal tersebut baru dilakukan selama dua pekan.

Biasanya, ujar Windy, aktivitas pengerukan berlangsung saat malam hari. Tetapi tak jarang mereka menemukan adanya penambangan saat siang hari. Windy menyebut, beberapa hari lalu pihaknya sempat menelusuri jalan yang menjadi tempat keluar masuknya alat berat.

"Benar saja, saat kami masuk terdapat tumpukan batu bara dan ekskavator di sana. Bahkan kami melihat ada lubang bekas galian saat mengambil gambar menggunakan drone," ungkap Windy, Selasa (21/9).

Wakil Rektor III UINSI Samarinda, Muhammad Abzar, turut angkat bicara terkait adanya aktivitas tambang batu bara ilegal tepat di samping kampus. Menurut Abzar, pihaknya juga baru tahu ada aktivitas seperti itu di dekat lingkungan kampus.

"Sebelumnya saat mulai penggarapan lahan, pimpinan kami (Rektor) sempat berkomunikasi dengan salah satu tim yang bertugas di sana untuk menanyakan aktivitas tersebut. Dijawab oleh mereka adalah aktivitas pembukaan lahan untuk akses jalan ke belakang," jelas Abzar.

"Ternyata dalam perkembangannya ada aktivitas tambangnya. Kami juga baru tahu," sambungnya.

Aktivitas tambang ilegal itu tentunya mendapat respon keras dari mahasiswa. Namun, sejauh ini respon mahasiswa masih dalam batas wajar. Abzar menilai, mahasiswanya ini memiliki komitmen bagaimana melindungi ekologi dan komunitas dari dampak buruk tambang ilegal, meski area tersebut bukan lahan milik kampus.

"Saya kira mahasiswa ini punya komitmen bagaimana melindungi ekologi dan komunitas supaya tidak terkena imbas daripada tambang yang tidak semestinya dilakukan di tempat itu," tegasnya.

Untuk sementara, lanjut Abzar, tuntutan dari mahasiswa akan mereka tampung untuk disampaikan kepada rektor. Dia menjamin bahwa pihaknya tidak akan tinggal diam dan akan mengkaji sejauh mana dampak yang ditimbulkan akibat tambang batu bara ilegal ini.

Foto: Aksi unjuk rasa mahasiswa UINSI Samarinda yang menolak adanya aktivitas tambang ilegal di samping kampus. (istimewa)

Penulis: Fajar
Editor: Maul

Share This Post
More Article