968kpfm, Samarinda - Industri musik di Kaltim memang belum semeriah di Jakarta. Namun baru-baru ini, terdengar kabar yang membuat bangga masyarakat Benua Etam.
Dua band asal Kaltim mampu menorehkan namanya dalam daftar nominasi Anugerah Musik Indonesia (AMI) Awards 2020. Mereka adalah Murphy Radio asal Samarinda dan band metal dari Kutai Kartanegara, Kapital.
Para pemenang AMI Awards 2020 telah diumumkan pada Kamis (26/11/2020). Meski belum mampu menyabet trofi, masuknya kedua band tersebut ke deretan nominasi AMI Awards ke-23, membuktikan bahwa karya anak muda Kaltim dapat bersaing dengan musisi Tanah Air.
Karya Murphy Radio bertajuk Autumn masuk kategori Karya Produksi Progressive Terbaik. Di kategori tersebut, mereka disandingkan dengan musisi kenamaan, Isyana Sarasvati (Sikap Duniawi). Selebihnya, ada Demas Narawangsa (Alternate Reality), Mad Madmen (5's & 7's), dan Sri Hanuraga Trio, Dira Sugandi (Ampar-Ampar Pisang).
Sementara Kapital, tembangnya berjudul Mantra masuk dalam kategori Karya Produksi Metal Terbaik. Mereka bersaing dengan Andyan Gorust (Rimba Khalayak), Divide, Tuan Tigabelas (Heavy Lies), Logamulia (Sang Penghasut), dan Revenge The Fate (Katarsis).
Pada Rabu, 28 Oktober 2020 lalu, KPFM berbincang dengan pentolan Kapital, Akbar Haka via Instagram Live dan siarkan langsung lewat frekuensi 96,8 fm. Obrolan kami dengan vokalis band yang terbentuk pada 2004 silam itu, begitu asyik. Membahas karya mereka yang menembus industri musik di level nasional hingga kegiatan masing-masing personel selama pandemi Covid-19.
Kapital digawangi Akbar Haka, Arie Wardhana, dan Erwin Saputra. Posisi mereka yang berada di kota terpisah, tak menyurutkan semangat berkarya. Lagu Mantra, merupakan single yang masuk dalam album berjudul serupa, berhasil membuat peluru tajam --sebutan fans Kapital-- berdecak kagum.
"Enggak nyangka, kalau musik yang kami buat dulu sedikit yang menerima, tetapi sekarang malah banyak peminat," sebut pria 38 tahun itu.
Akbar bercerita, di dalam lagu tersebut, tersemat mantra-mantra asli Kutai Kartanegara. Dalam proses kreatifnya, Kapital dibantu para ketua adat, saat pagelaran budaya Erau di Tenggarong.
Mantra, sebut Akbar, merupakan bentuk protes terhadap keadilan yang tidak diperoleh Kutai Kartanegara. Menurut dia, masih banyak infrastruktur terbilang masih mengkhawatirkan di kawasan yang terpilih sebagai calon Ibu Kota Negara (IKN) itu.
"Kalau sudah masuk dalam proses rekaman itu kami enggak mau setengah-setengah," terangnya.
Akbar melanjutkan, awal Oktober lalu, Kapital telah menyelesaikan video klip terbaru dari single keempat di album Mantra. Lagu tersebut berjudul Pekat Hitam. Mengisahkan percintaan seseorang yang gagal move on.
Namun sayang, di tengah pagebluk Covid-19 ini, sejumlah agenda manggung dibatalkan. Termasuk rencana mereka tour keliling Asia. Meski begitu, Kapital dalam waktu dekat mematok target membuat pagelaran seni secara daring, yang menampilkan pertunjukan teatrikal asli Kaltim.
"Tour asia batal. harusnya bisa dilakukan di tahun berikutnya," ucapnya.
Di penghujung acara, Akbar berpesan kepada muda-mudi yang ingin membentuk sebuah band. Dikatakannya, kunci dalam mempertahankan band adalah rasa kekeluargaan.
"Jadikan band kamu sebuah brand. Band yang berhasil itu harus membangun daerah asal mereka dulu, yang telah mendukung. Usahakan band kalian dapat terus diceritakan. Lakukan aja, anak muda jangan takut salah," pungkasnya.
Foto: Kapital, band asal Kutai Kartanegara. Dokumentasi: Istimewa/Instagram: @kapital_bandofficial.
Penulis: Maul