Main Image
Kota Tepian
Healthy Choice | 04 May 2020

Marak Warga Pingsan Di Pinggir Jalan Saat Pandemi, Ini Penjelasan Psikolog

968kpfm, Samarinda - Pandemi Coronavirus Disease (Covid-19) merubah stigma masyarakat. Apabila melihat seseorang terkapar di tempat umum, mereka cenderung menunggu pihak berwajib datang mengevakuasi.

Hal ini dianggap lumrah oleh psikolog, Ayunda Ramadhani. Menurutnya, fenomena tersebut wajar terjadi di kalangan masyarakat. Dia menyebut, ihwal ini merupakan proses pembelajaran dari kasus terdahulu.

"Itu sebenarnya ada faktor pendukung dari media massa yang memberitakan. Jadi itu merupakan proses pembelajaran dari pengalaman masyarakat sebelumnya," ucap Ayunda, Senin (4/5/2020) siang.

Anehnya, justru di masa pandemi Covid-19 seperti sekarang, marak sekali terdengar kabar banyaknya warga yang pingsan tiba-tiba di tempat umum. Ayunda menuturkan, penyebab hal tersebut terjadi memang cukup bervariasi.

"Bisa karena kelelahan, memiliki riwayat penyakit, stress berkepanjangan, hingga faktor ekonomi," sebutnya.

Ayunda menjelaskan, jika orang tersebut mengalami stress berkepanjangan, sebenarnya hubungannya menjadi tidak langsung, karena biasanya kasus ini terjadi akibat adanya suatu penyakit.

"Tetapi bisa saja penyakit tersebut dipicu oleh adanya stress yang berkepanjangan," ujarnya.

Namun tidak semua orang yang mengalami stress tiba-tiba pingsan begitu saja. Ayunda memaparkan, mungkin saja situasi seperti ini membuat dia rentan dan mengalami depresi berat. Kondisi tersebut tetap dia paksa untuk bekerja keluar rumah, hingga akhirnya kelelahan secara fisik.

"Kondisi itu bisa menyebabkan pingsan secara tiba tiba. Karena memang korelasinya daya tahan tubuh kita dengan stress itu berkaitan," paparnya.

Selain itu, faktor ekonomi saat ini yang sedang lesu juga menjadi penyebab kenapa masyarakat rentan mengalami depresi. Sebelum adanya wabah korona, masyarakat masih hidup secara wajar, dan mampu memenuhi kebutuhan sehari harinya.

Tetapi, lanjut Ayunda, kondisi saat ini membuat mereka harus berpikir dua kali untuk bertahan hidup. Beberapa diantara mereka bahkan tidak bisa bekerja, sehingga mereka kesulitan untuk mengisi perutnya.

"Alhasil mereka jadi jarang makan dan membuat fisiknya turun. Ini bisa menyebabkan stress berkepanjangan, sehingga melemahkan daya tahan tubuh," ungkapnya.

Namun, depresi berkepanjangan biasanya membuat masyarakat enggan beraktivitas di luar rumah. Sayangnya hal tersebut menjadi pengecualian bagi pekerja lapangan, sehingga membuat mereka dilematis dan tetap beraktivitas seperti biasa.

"Otomatis, tingkat depresi semakin tinggi sehingga imun mereka berkurang dan mudah terserang penyakit," imbuh Ayunda.

Ayunda berpendapat, bimbangnya masyarakat dalam memberikan pertolongan kepada orang yang tiba tiba pingsan di jalan tentu merupakan sifat kehati hatian mereka. Faktanya, banyak orang yang pingsan di tempat umum menunjukan gejala seperti terinfeksi virus korona, misalnya sesak nafas.

Oleh karena itu, Ayunda menilai sikap tersebut menjadi salah satu hal positif yang baik dari masyatakat. Tetapi, mereka harus mengimbanginya dengan sifat empati, seperti halnya menghubungi pihak berwajib untuk melakukan evakuasi.

"Jangan kita biarkan begitu saja. Jadi sifat kehati hatian ini harus kita imbangi dengan sifat empati dengan mencarikan mereka pertolongan," beber Ayunda.

"Tapi jangan juga gegabah dan langsung mendekati kemudian kita sentuh mereka. Tetap humanis dan tetap rasional sih dengan kondisi sekarang," tegasnya.

Lebih lanjut, Ayunda tidak lelah mengingatkan masyarakat untuk tetap mengikuti anjuran pemerintah untuk tetap dirumah, jaga jarak, pakai masker dan selalu rajin cuci tangan dengan sabun, agar terhindar dari penularan Covid-19.

Foto: Seorang warga yang tiba-tiba tergeletak di pinggir jalan. Dokumentasi: Istimewa.

Penulis: Fajar
Editor: Maul

Share This Post
More Article