Main Image
Kota Tepian
Ruang Tengah | 30 Oct 2020

Mencermati Tumbuhnya Coffe Shop Samarida di era Pandemi Covid-19

968kpfm, Samarinda - Maraknya coffee shop di Samarinda saat pandemi Covid-19 merupakan fenomena mencengangkan. Bahkan, tren usaha yang tergolong food and beverages (bisnis makanan dan minuman) ini, banyak digandrungi generasi millenial Kota Tepian.

Menjamurnya kedai maupun kafe yang menjajakan kopi di Samarinda jadi pembahasan menarik untuk didengar. Dengan menghadirkan sejumlah pemilik coffee shop di Samarinda, KPFM menggelar talkshow bertajuk "Perkopian Duniawi", belum lama ini.

Peserta yang hadir dalam dialog via zoom dan on air itu di antaranya owner Kopi Sajen, Wisma Kopi, Kopi Ngegas, Kamuflase, Semenjana Kopi, Karma, dan Kopi Jones.

Pemilik Kopi Sajen, Adi Chandra mengatakan, dampak dari virus corona yang menghantam sektor perekonomian mendorong keinginan banyak anak muda untuk memulai sebuah usaha.

"Usaha itu salah satunya coffee shop. Karena ada yang berpendapat jual air murah, dapat untung banyak. Jadi menjamur banget coffee shop di Samarinda," terangnya.

Namun, Adi Chandara menuturkan, ihwal tersulit dalam mengoperasikan coffee shop adalah bagaimana cara mempertahankan keinginan pasar. Terlebih di masa pandemi Covid-19.

"Setelah opening 1-2 bulan, harus mempertahankan pasar tadi. Nggak mudah banget," sebut Adi Chandra.

"Banyak juga yang berpikir, bikin kopi itu mudah. Ternyata begitu dijalankan, nggak seperti yang dibayangkan," sambungnya.

Sementara itu, pemilik Kopi Jones, Galih membenarkan, buntut penularan Covid-19 di Samarinda yang belum menunjukkan tanda mereda, memaksa dirinya untuk melakukan sesuatu agar dapat bertahan secara finansial.

Penabuh drum band rock asal Samarinda, Davy Jones tersebut mengaku sempat kebingungan karena efek corona membatasi aktivitasnya dalam bermusik. Sehingga dia memilih banting setir dengan membuka coffee shop.

"Awalnya buka kedai kopi ya karena corona. Kita kehilangan semacam rutinitas. Karena nggak boleh ada event," jelasnya.

Terlepas dari persoalan bertahan di masa pandemi, Galih mengatakan, kemauan mendirikan kedai kopi sudah ada sejak tahun 2019. Hanya saja, dia mengaku belum berani menjajal sebuah usaha.

"Memang ingin membuka Kopi Jones dari tahun lalu. Cuman nggak punya keberanian bikin bisnis. Ada uang tabungan lebih baik diputar, daripada diam. Tapi untuk mempertahankan itu tidak gampang. Saya lagi merasakannya," tandas Galih.

Pemilik Semenjana Kopi, Adit menambahkan, antusias masyarakat Samarinda yang ingin lebih tahu tentang kopi merupakan awal dari merebaknya coffee shop di Samarinda.

"Masyarakat lebih ingin tahu tentang roasting (pemanggangan) kopi," pungkasnya.

Foto: Suasana kedai kopi di kawasan Citra Niaga, Samarinda. Dokumentasi: Istimewa.

Penulis: Maul

Share This Post
More Article