968kpfm, Samarinda - Penyebaran covid-19 di Kota Tepian terus meningkat. Kendati demikian, Kegiatan pembelajaran tatap muka (PTM) masih terus berjalan di tengah kekhawatiran timbulnya klaster penyebaran di lingkungan pendidikan.
Satgas Covid-19 Samarinda pun mengambil langkah antisipasi. Dengan diterbitkannya surat edaran (SE) Nomor: 360/131/300.06 untuk mengatur pelaksanaan PTM SD dan SMP guna pencegahan dan pengendalian covid-19 di Samarinda.
Terdapat lima poin dalam surat edaran tersebut. Pertama, panduan penyelenggaraan pembelajaran di masa Covid-19 harus tetap mengacu pada Surat Keputusan Bersama (SKB) 4 Menteri.
Kedua sekolah yang siswa atau gurunya terpapar covid-19, segera dilakukan penyemprotan disinfektan. Kemudian siswa diliburkan selama 6 hari, ruangan dikosongkan, melaksanakan PCR terhadap guru, serta siswa belajar secara daring.
Ketiga, sekolah diharuskan membentuk satgas mandiri untuk memantau pelaksanaan protokol kesehatan (Prokes) dan penegakan penerapan aplikasi peduli lindungi.
Keempat, Dinas Kesehatan (Dinkes) Samarinda serta Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Samarinda melakukan pengecekan standar operasional prosedur (SOP) PTM. Jika ditemukan adanya kasus positif, maka akan dilakukan pendampingan.
Kelima, pelaksanaan vaksinasi massal secara masif dilaksanakan bagi lansia dan pelajar dan ketentuan ini harus ditindaklanjuti oleh Satgas Covid-19 di 10 Kecamatan dan 59 Kelurahan se-Kota Samarinda.
Wali Kota Samarinda, Andi Harun menjelaskan tentang poin kedua SE tersebut. Ketetapan itu berlaku bagi sekolah yang pelajar atau pengajarannya terjangkit covid-19.
"Jadi hanya ruangan kelas siswa itu saja yang dikosongkan atau diliburkan. Sambil kami melakukan tracing dan sterilisasi di ruang kelas itu. Sekarang tiga OPD kami tengah bekerja untuk menjalankan tugasnya itu," ungkap Andi Harun.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Samarinda, Asli Nuryadin menyebutkan bahwa sejauh ini sudah ada empat pelajar yang terkonfirmasi positif covid-19 dengan rincian, tiga pelajar Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan satu siswa Sekolah Dasar (SD).
"Mereka mendapat pendampingan khusus. Saya sudah sampaikan bahwa Satgas Covid-19 di sekolah untuk diliburkan dulu kelas yang siswanya positif covid-19. Lalu dilakukan tracing baik swab antigen atau PCR dan disemprot disinfektan. Setelah steril baru boleh masuk kembali," jelas Asli.
"Untuk pendidikannya mau tidak mau tidak mengikuti dulu. Itu tidak masalah, kalau masih bisa ikut silahkan. Omicron ini kan ada yang sebenarnya tidak bergejala, ada yang ringan. Kalau mereka mau bisa ikut melalui online," sambungnya.
Sebagai bentuk kehati-hatian, kata Asli, pihaknya meminta agar Satgas Covid-19 di setiap sekolah lebih aktif lagi untuk memperhatikan penerapan prokes di lingkungan sekolah.
Selain itu, Asli menegaskan bahwa pelaksanaan PTM akan tetap berlanjut sembari menunggu perkembangan selanjutnya.
"Secara umum saya masih tetap merekomendasikan untuk dibuka (PTM). Tapi kita lihat situasi ke depannya, semoga tidak semakin parah," tandasnya.
Foto: Siswa belajar tatap muka di Samarinda. (dokumentasi)