968kpfm, Samarinda - Proses penerimaan peserta didik baru (PPDB) untuk jenjang sekolah dasar (SD) telah usai sejak tanggal 11 Juni 2020.
Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Samarinda sendiri menyatakan bahwa proses pelaksanaan PPDB jenjang SD tidak mengalami kendala, meskipun pelaksanaannya dilakukan secara daring.
Kadisdik Kota Samarinda, Asli Nuryadin menerangkan, pihaknya masih mencoba merekap data peserta dari tiga jalur pendaftaran yang dibuka. Untuk sementara, Disdik Kota Samarinda baru berhasil mencatat 12.230 peserta yang sudah mendaftar.
"Untuk PPDB jenjang SD masih dalam rekapan. Totalnya sementara 12.230 peserta yang telah direkap," ucap Asli, Jumat (26/6/2020).
Meskipun masa pendaftaran SD telah selesai, ujar Asli, pihaknya belum bisa bersantai karena PPDB di lingkup sekolah menengah pertama (SMP) masih terus berlangsung sampai akhir Juni.
Asli menyebutkan, proses pendaftaran PPDB SMP dibuka sejak Senin (22/6/2020) lalu. Di mana, sampai saat ini masih dalam tahap penjaringan di jalur afirmasi atau tidak mampu, pindahan dan prestasi.
"Nantinya tahap pendaftaran melalui sistem zonasi SMP akan dibuka tanggal 30 Juni. Diharapkan tahapan tersebut bisa menyerap 60 persen peserta didik baru," bebernya.
Asli sendiri tidak menyangkal bahwa terdapat beberapa masalah teknis dalam pelaksanaan PPDB melalui online. Namun, pihaknya telah menyiapkan langkah antisipasi dengan mempersiapkan 355 tenaga teknis yang akan ditempatkan di masing-masing sekolah.
"Sudah kami siapkan sekitar 3 sampai 4 tenaga teknis di masing masing sekolah. Itu belum termasuk di bagian operator dan kantor kami," imbuhnya.
"Tim ini juga kami siapkan untuk membantu para wali murid yang masih belum paham sistem daring dan memilih bertandang langsung ke sekolah yang dituju. Tapi tetap dengan aturan protokol kesehatan," terangnya.
Lebih jauh, Asli menyarankan agar orangtua siswa tetap taat mengikuti aturan sistem zonasi. Apabila tak diindahkan maka masalah penumpukan bisa terjadi kapan saja.
Asli menyebutkan, permasalahan ini terjadi karena adanya persepsi yang keliru. Di zaman sekarang, tidak ada sekolah yang benar-benar dikategorikan sebagai unggulan.
"Itu cuman persepsi. Sekolah hebat itu yang bisa memperbaiki perilaku anak. Jangan melihat karena bangunan bagus pasti jadi favorit, karena saat ini semuanya sama," pungkasnya.
Foto: Kepala Dinas Pendidikan Kota Samarinda, Asli Nuryadin. Dokumentasi: Istimewa.