968kpfm, Samarinda - Sebagian masyarakat memandang kalau announcer atau penyiar radio adalah pekerjaan yang keren. Materi dan obrolan seru yang dibawakan penyiar, menjadi magnet untuk mendengarkan radio.
Bahkan suara penyiar radio yang menyenangkan di telinga, jadi alasan para pendengar memutar radio. Namun di balik riangnya suara penyiar, ada sejumlah hal yang tidak diketahui banyak orang. Seperti profesi lain, menjadi penyiar radio juga harus melewati masalah berliku. Baik kecil maupun besar.
Para penyiar Radio KPFM Samarinda berbagi cerita mengenai suka duka saat mengudara. Pertama Firsty Finora Putri. Cewek yang hobinya petantang-petenteng bawa makanan untuk semua kru KPFM ini bilang kalau jadi penyiar harus bisa multitasking. Dalam satu waktu, para penyiar harus menyiapkan materi dan juga lagu.
"Kalau siaran pagi kadang-kadang suka skip sarapan," kata Fifi --sapaan akrabnya-- saat sesi wawancara.
Lain lagi kisah Arya. Mahasiswa jurusan Ilmu Komunikasi ini mengatakan, penguasaan materi yang dibuat tim kreatif adalah hal utama. Lantaran isi pesan bakal didengar masyarakat. Tak kalah penting, ujar Arya, penyiar radio mesti datang tepat waktu saat jam siar.
"Harus datang meski hujan badai sekalipun," ucap Arya.
Sementera Silby, punya pengalaman tersendiri selama berhadapan dengan mikrofon. Dia bercerita, pernah siaran dengan suasana hati galau akibat putus cinta. Menyeimbangkan mood dan profesionalitas adalah resepnya.
"Untuk menghibur pendengar kp (sebutan pendengar KPFM), harus profesional. Terlebih harus siaran ketika tanggal merah," sebut cewek bernama lengkap Aqmarina Winona Silby itu.
Meski kerjanya hanya cuap-cuap doang, terkadang ada perkara kecil yang mengganggu penyiar radio ketika mengudara. Winda bercerita, dirinya harus menahan keinginan untuk buang air kecil sampai waktunya iklan.
"Ke toilet juga enggak boleh lama-lama," pungkas Winda.
Foto: Kru KPFM Samarinda.
Penulis: Maul