968kpfm, Samarinda - BKKBN Provinsi Kaltim kembali menggelar Workshop Pencegahan Stunting, dengan tema "Pencegahan stunting dari Hulu bagi Pengelola Program Ketahanan Remaja dan Stakeholder (Implementasi Elsimil Tingkat kab/Kota Tahun 2022)”.
Workshop ini dihadiri oleh para Pengelola Program Ketahanan Remaja di Provinsi dan Kab/Kota serta Stakeholder dari Kementerian Agama Provinsi dan Kab/Kota Se Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara yang hadir secara offline dan online pada Rabu (23/2) di Hotel Harris.
Hal ini tentu saja untuk mempercepat penurunan stunting, dengan menyasar calon pengantin atau catin.
Pelaksana tugas (Plt) Kepala perwakilan BKKBN Kaltim, Karlina yang diwakili oleh Koordinator Bidang Latbang, Harlan mengatakan, tujuan workshop ini untuk mengidentifikasi faktor-faktor risiko, dan setelah diketahui lalu dilakukan upaya-upaya perbaikan kondisi sehingga faktor-faktor risiko tersebut dapat dihilangkan.
Untuk mengurangi jumlah catin yang berisiko, upaya pencegahan yang dilakukan mundur sejak masih remaja atau menyasar remaja dan catin inilah yang saat ini disebut Pencegahan Stunting dari Hulu.
"BKKBN melalui Direktorat Ketahanan Remaja sudah menyusun konsep Pencegahan Stunting dari Hulu bagi Catin dan implementasinya di lapangan. Untuk mendukung keberhasilannya sudah disiapkan alat dan media berupa Aplikasi Elsimil (yang untuk Catin berbasis apps dan untuk TPK berbasis web), buku materi edukasi stunting untuk Catin, dan media edukasi lainnya seperti flayer. Karena dalam implementasinya ada pelibatan stakeholder lain seperti Petugas Kesehatan, Petugas KUA, Petugas Dukcapil, lembaga agama dan keagamaan," kata Harlan.
Masuk dalam agenda workshop yakni Penandatanganan MOU antara Perwakilan BKKBN Provinsi Kalimantan Timur dengan Kementerian Agama Provinsi Kalimantan Timur tentang “Penguatan Pendampingan bagi Remaja, Calon Pengantin, dan Keluarga Muda dalam Rangka Pencegahan Perkawinan Anak dan Penurunan Stunting.
MoU dan Perjanjian Kerjasama tersebut dapat menjadi landasan dalam penguatan kerjasama di tingkat kabupaten/kota. "Jika perlu, nantinya akan ditindaklanjuti dengan MoU dan Perjanjian Kerjasama yang sama di tingkat kabupaten/kota," ucap Harlan mengakhiri.
Foto: Peserta workshop mengabadikan foto bersama usai penandatanganan MoU. (KPFM/Trie).