968kpfm, Samarinda - Layanan internet generasi kelima atau 5G telah hadir di berbagai negara sejak periode 2018-2019 lalu. Teknologi tersebut tentunya memiliki keunggulan.Seperti kecepatan di atas jaringan 4G, lebih responsif dan daya konektivitas yang jauh lebih rendah.
Meski sudah tersedia di berbagai negara, namun layanan 5G masih belum bisa dirasakan oleh masyarakat Indonesia. Ketua Komisi Penyiaran Indonesia (KPI), Agung Suprio menuturkan, layanan 5G belum bisa hadir lantaran frekuensi di Indonesia masih dikuasai oleh lembaga penyiaran.
"Nanti ketika migrasi dari analog ke digital, kita sudah ada alokasi frekuensi yang dibuat untuk 5G," ungkap Agung.
Tidak hanya membuat kecepatan internet semakin kencang, kata Agung, hadirnya 5G dapat menumbuhkan konten lembaga penyiaran dengan V2R tanpa data. Jadi Ketika migrasi, lembaga penyiaran semakin eksis dan masyarakat dapat menonton layanan televisi tanpa data alias gratis.
"Tetapi untuk sekarang masih belum bisa, karena jaringan internet di Indonesia masih 4G," imbuhnya.
Sementara itu, dikutip dari Jawapos.com, Direktur Jenderal Sumber Daya Perangkat Pos dan Informatika (SDPPI) Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo), Ismail menjelaskan, instansinya sudah mempertimbangkan implementasi 5G di Indonesia.
Akan tetapi ada empat hal yang dipertimbangkan pemerintah sebelum menuju 5G, yakni momentum yang tepat untuk masuk ke pasar, mendorong infrastructure sharing, meminta operator untuk menyiapkan business model yang inovatif dan bermanfaat buat masyarakat, serta terakhir kolaborasi dan perluasan.
"Pemerintah tidak mau buru-buru, tetapi jangan juga telat. Lalu kami juga mendorong infrastructure sharing untuk menekan 40 persen biaya karena 5G ini terkait akses jaringan," sebut Ismail.
Foto: Ilustrasi. Dokumentasi: Istimewa/jawapos.com.