968kpfm, Samarinda - Kalimantan Timur (Kaltim) khususnya Samarinda, tidak perlu lagi menunggu waktu lama untuk mendeteksi sampel varian Covid-19.
Mengingat dalam waktu dekat Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) akan menyerahkan alat Whole Genome Sequencing (WGS) kepada Universitas Mulawarman (Unmul) melalui Fakultas Kedokteran.
Hal itu dikatakan langsung oleh Direktur Jenderal (Dirjen) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes RI, dr Maxi Rein Rondonuwu dalam tinjauannya untuk mengecek kesiapan laboratorium penunjang di Fakultas Kedokteran Unmul, Rabu (6/4).
"Secara umum kami melihat semua sarana penunjang sudah bagus. Mungkin dalam waktu dekat (awal Mei) alat itu akan datang," sebut Maxi yang ditemui KPFM usai tinjauannya, Rabu (6/4).
Penyerahan alat WGS ini, kata Maxi, bertujuan untuk melakukan pemerataan alat kesehatan. Untuk di Kalimantan sendiri, terdapat dua kota yang akan mendapat alat seharga lebih dari Rp 10 miliar tersebut, yakni Pontianak dan Samarinda.
Selain untuk mengetahui varian covid-19, alat tersebut juga dapat digunakan untuk meneliti penyakit lain, contohnya Malaria. Maxi menuturkan, malaria yang ada di ibu kota negara (IKN) Nusantara perlu dilakukan penelitian karena kemungkinan plasmodiumnya berbeda dari daerah lain.
"Ini dilakukan supaya penanganannya bisa tepat sasaran. Saya harap alat ini nantinya bisa dimanfaatkan secara maksimal. Untuk operasionalnya, kami akan membantu selama tiga tahun kedepan," tandasnya.
Di sisi lain, Rektor Unmul, Masjaya mengaku bahwa pihaknya sudah siap menerima alat WGS. Lantaran saat ini beberapa dosen dari Fakultas Kedokteran Unmul tengah mendapat pelatihan secara luring di Jakarta untuk pengoperasian alat tersebut.
"Untuk SDM kami sudah siap. Jadi kami tinggal menunggu proses serah terimanya. Sehingga ketika sudah tiba, alat tersebut bisa segera digunakan untuk penelitian covid-19 atau penyakit lain seperti malaria," ungkapnya.
Lebih lanjut, sebagai salah satu lembaga perguruan tinggi terbesar di Benua Etam, Masjaya menginginkan agar Unmul dapat memanfaatkan alat WGS ini secara maksimal untuk penelitian, sehingga mampu membantu masyarakat dalam hal pencegahan penyakit yang menular ataupun tidak.
Foto: Dirjen P2P Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, dr Maxi Rein Rondonuwu (kiri) meninjau kesiapan laboratorium di Fakultas Kedokteran Unmul. KPFM/Fajar)