Kemiskinan ekstrem membuat keluarga kesulitan memberikan makanan bergizi pada anak, yang berujung pada gagal tumbuh atau stunting. Tugas DAHSAT, menyediakan makanan gratis padat gizi kepada masyarakat yang membutuhkan.
***
968kpfm, Samarinda - Sejak pagi, pukul 08.30 WITA, tujuh perempuan berkumpul di sebuah rumah yang beralamat di Jalan Karang Anyar, RT 19, Kelurahan Lok Bahu, Kecamatan Sungai Kunjang. Rumah itu jadi markas Dapur Sehat Sehat Atasi Stunting atau DAHSAT.
Mereka masak ayam bakar, capcai hingga puding cokelat. Salah satu dari mereka memotong kecil-kecil buah semangka berukuran jumbo. Hidangan itu disiapkan untuk balita penderita stunting di kawasan Lok Bahu.
Makanan telah selesai dibuat. Ketujuhnya bergegas membungkus masakan tadi ke dalam kotak makan. Bilang Ketua DAHSAT Lok Bahu, Jumariah, anak-anak paling suka buah semangka.
"Anak-anak di sini (Lok Bahu) suka semangka," kata Jumariah, kepada KPFM, Jumat, 15 September 2023. "Kemarin pernah coba melon, apel, pisang, mereka enggak suka. Awalnya lihat buahnya dulu, baru mereka makan yang lain."
Jumariah mengatakan, kedatangan kader DAHSAT setiap hari, selalu dinanti-nanti oleh masyarakat penerima manfaat.
"Kami merasa tersentuh, yang dibantu ini ekonomi (kelas) bawah. Kondisi rumahnya memprihatinkan. Hadir di sini orang pilihan yang tergerak untuk melakukan kebaikan," ucap Jumariah.
***
Tujuh perempuan DAHSAT telah mengaitkan tas jinjing berisi kotak makan di sepeda motornya. Menjelang tengah hari, sekitar pukul 10.45 WITA, mereka berangkat membagikan makanan tersebut ke keluarga-keluarga yang membutuhkan.
KPFM berkesempatan menemani Marni, salah satu kader DAHSAT Lok Bahu, mengantarkan makanan ke rumah Muhammad Rasyid (2,4 tahun). Perjalanan ini juga didampingi Penyuluh Keluarga Berencana (PKB) Sungai Kunjang, Okta.
Rumah Rasyid berjarak sekitar 1,6 kilometer dari posko DAHSAT. Tepatnya di Jalan Karang Mulya 2, RT 21. Tak sampai 10 menit, kami sudah sampai di rumah anak penderita stunting itu.
Rasyid merupakan anak dari pasangan Andi Nor dan Jumiati. Untuk menuju rumah keluarga itu, kami harus masuk jalan gang selebar dua kali bahu orang dewasa.
Pekerjaan ayah Rasyid menjaga hewan ternak milik orang lain. Walhasil, hari itu kami hanya bertemu dengan Jumiati dan anaknya.
Belum lagi Marni menginjakkan kaki di pelataran rumahnya, Rasyid sudah berteriak kesenangan. "Hore, ibu (Marni) datang," kata Rasyid, dengan suara terbata-bata.
Kami semua duduk di beranda rumah Jumiati, menyaksikan Rasyid membuka kotak makan dengan bantuan Marni. Benar saja, kudapan yang pertama diambil Rasyid adalah semangka.
Kemudian, Jumiati mulai menyuapi Rasyid makanan yang lain. Bocah itu makan sambil main mobil-mobilan. Berkat bantuan DAHSAT, perkembangan Rasyid mengalami peningkatan.
"Rasyid ini termasuk anak yang pertumbuhannya cepat," kata Marni.
Semula, berat badan Rasyid hanya mencapai 8,6 kilogram, dengan tinggi 74 centimeter. Jika merujuk pada Buku Kesehatan Ibu dan Anak, Rasyid masuk kategori Balita Bawah Garis Merah (BGM).
Setelah mendapat asupan gizi yang baik, pertumbuhan Rasyid mengalami peningkatan. Terakhir, Rasyid ditimbang di Posyandu Matahari, Jalan Karang Mulya 2 pada 10 September 2023. Berat badannya kini 9,8 kilogram. Tinggi badannya 81,5 centimeter.
"Di akhir bulan, anak-anak ini dipantau pertumbuhannya, jadi diukur berat badannya lagi. Tingginya diukur. Lingkar kepala diukur. Itu kami kerja sama dengan puskesmas, dengan petugas gizinya," timpal Okta.
Program kepedulian
DAHSAT pada dasarnya aksi kepedulian yang dicanangkan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN). Di Kota Tepian, kampanye penurunan prevalensi stunting ini diprakarsai Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Samarinda.
Sumber dananya berasal dari anggaran pemerintah, maupun bantuan pemangku kepentingan lainnya dalam bentuk corporate social responsibility (CSR) atau hibah.
Khusus di Lok Bahu, DAHSAT dibiayai Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Kaltim. Program ini telah berjalan 6 bulan, dimulai pada Februari 2023 lalu.
Organisasi milik pemerintah itu mengucurkan uang sebesar Rp 1,08 miliar guna membantu percepatan penurunan stunting di Benua Etam, yang pada 2022 mencapai 23,9 persen.
Kemiskinan ekstrem jadi penyebab utama stunting. Tugas DAHSAT, menyediakan makanan gratis padat gizi. Terdapat 10 anak stunting di Lok Bahu yang mendapatkan bantuan program ini. Keluarga Rasyid salah satu penerima bantuan.
Menu yang disajikan merupakan pilihan nutrisionis di puskesmas. Jumariah menjelaskan, saban pekan makanan yang dibuat beraneka ragam.
"Kami konsul ahli gizi di puskesmas untuk pilihan menu. Setiap hari menunya beda. Paling andalan nugget ikan gabus," kata Jumariah.
Sementara itu, Tenaga Penyuluh Gizi Puskesmas Lok Bahu, Suska Ari Setyawan menerangkan, dalam periode 6 bulan, anak balita di keluarga rentan mendapat makanan siap santap guna meningkatkan status gizi.
Kombinasi menu yang dimasak harus memberikan nutrisi baik bagi pertumbuhan anak. Meliputi sayur untuk kebutuhan zat besi. Buah-buahan untuk asupan vitamin, dan makanan yang mengandung protein hewani.
"Makanan yang dimasak berjenjang teksturnya. Nasinya juga enggak perlu kayak orang dewasa, bisa saja yang lembek. Karena kalau enggak, ada masalah lainnya akan timbul. Seperti giginya tumbuh lambat. Sistem pencernaannya juga bisa enggak normal," terang Suska, yang juga ketua Persatuan Ahli Gizi (Persagi) Samarinda.
Pentingnya pola asuh orang tua
Menukil data timbang Januari-Juli 2023, yang diterbitkan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Samarinda melalui elektronik-penguatan pencatatan pelaporan gizi berbasis masyarakat (e-PPGBM), ada 1.445 anak yang dikategorikan balita pendek dan sangat pendek.
Pada periode yang sama terdapat 25 balita stunting di Lok Bahu. Penyuluh Keluarga Berencana (PKB) Sungai Kunjang, Okta menjelaskan persoalan stunting di kawasan itu.
Selain akses makanan pada gizi yang sulit dipenuhi keluarga berpenghasilan rendah, faktor pola asuh orang tua juga mendominasi permasalahan stunting.
Suatu kali Okta mengumpulkan ibu-ibu yang anaknya mengalami gizi buruk. Ada satu anak, yang makannya bagus, tetapi kecanduan teh. Menurutnya, hal itu menghambat pertumbuhan anak.
"Pakai gula atau tidak tetap mempengaruhi pertumbuhan anak. Berat badannya susah naik, karena teh mengikat zat besi pada makanan, jadi mengganggu proses penyerapan nutrisi. Ini (persoalan) pola asuh, bukan makanan," tegas Okta.
Maka dari itu, di samping memperbaiki asupan gizi anak, edukasi tentang ketahanan pangan juga diberikan tim penyuluh.
Okta mengatakan, pada Oktober 2023, orang tua dari 4 anak yang menderita gizi buruk di Lok Bahu bakal mendapatkan pelatihan kemandirian pangan.
"Kami latih orang tuanya menanam sayuran di pekarangan. Plus bibitnya dikasih. Kemudian pelatihan budidaya ikan dalam ember. Karena bantuan berupa barang, kan terbatas. Agar mereka punya kemandirian," tutup Okta.
Penulis: Maul
Benua Etam
Terima Silaturahmi Masyarakat Umum, Gubernur Kaltim Berikan Santunan Kepada 1.000 Penerima30 Sep 2023