Main Image
Politik
Politik | 07 Mar 2020

Masyarakat Padati Program Hapus Tato ICare Kaltim

KPFM SAMARINDA - Kegiatan hapus tato yang digagas iCare Kaltim tampaknya selalu ditunggu-tunggu publik kota Tepian.

Selain karena tidak dipunggut biaya, gaya hidup masyarakat yang perlahan mulai berubah dan memilih berhijrah, membuat kantor iCare Kaltim yang berlokasi di Ruko Syahranie Center, Jalan Abdul Wahab Syahranie, selalu dipadati masyarakat yang ingin menghapus lukisan pada tubuhnya.

Bagian Kemitraan iCare Kaltim, Prasetyo Mulyono mengatakan, acara ini mulai diselenggarakan sejak tanggal 4-8 Maret 2020.

"Rencananya kami laksanakan di tanggal tersebut, hanya saja karena ada kendala pada hari kedua, jadi kami undur sampai tanggal 9 Maret nanti," kata Mulyono, Sabtu (7/3/2020) pagi.

Mulyono mencatat, setidaknya terdapat 540 peserta yang sudah mendaftar dalam pelaksanaan di bulan ini. Sebelumnya, di bulan Januari lalu, iCare juga menyelenggarakan acara serupa, dimana sekitar 300 orang mengikuti gelaran acara tersebut.

"Kegiatan ini adalah lanjutan dari program pertama. Kami juga akan menambah jam operasional sampai pukul 23.00 WITA karena cukup banyak yang mendaftar," jelasnya.

Menurutnya, tato tidak bisa hilang dalan satu kali treatment atau perawatan saja. Praktis, peserta yang telah mengikuti kegiatan di awal tahun, setidaknya harus kembali lagi agar gambar yang ada di kulitnya benar-benar hilang secara permanen.

"Butuh 3 sampai 4 kali treatment agar gambarnya benar-benar hilang, dan kulit mereka kembali seperti semula," sebutnya.

Antusias masyarakat begitu terlihat saat kegiatan ini dimulai. Para peserta pun terlihat sabar menunggu gilirannya. Salah satu peserta hapus tato, Dani mengatakan, dirinya berniat untuk menghapus tatonya karena ingin berubah menjadi lebih baik.

"Saya ingin insaf dan melaksanakan salat. Pokoknya ingin berubah menjadi lebih baik. Ini sudah yang kedua kalinya saya mengikuti kegiatan hapus tato," ujar Dani, Sabtu (7/3) pagi.

Tidak hanya itu, Dani juga kerap mendapat perlakuan diskriminasi dan menerima stigma negatif dari masyarakat karena memiliki tato di tubuhnya.

"Mereka hanya memandang saya sebelah mata, saya bertato dibilang nakal, padahal, kan ada juga yang tidak bertato tapi kelakuannya lebih parah," tuturnya.

Dani menceritakan, awal mula dirinya mulai bertato saat sedang berkumpul dengan teman-teman sebayanya. Karena kemauannya sendiri sewaktu masih muda, akhirnya pria 37 tahun itu meminta seorang rekan untuk melukis di tubuhnya.

"Ketika ditato sakit dan saat dihapus juga sakit. Lebih baik saya tidak memasang tato ketika masih muda dulu," sesal Dani.

Lebih lanjut, iCare Kaltim akan terus melakukan kegiatan hapus tato secara berkala. Rencananya, acara serupa akan kembali diadakan pada April mendatang.

Penulis: Fajar

Editor: Maul

Share This Post
More News

Tap anywhere to start radio 96.8KPFM 🎵