Main Image
Kota Tepian
Kota Tepian | 22 Oct 2021

Meluas, 4 Kecamatan di Samarinda Terendam Banjir

968kpfm, Samarinda - Banjir di Samarinda semakin meluas. Sebanyak empat kecamatan terendam air bah. Tinggi air bervariasi, sekitar 10 hingga 30 centimeter.

Data yang diperoleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Samarinda, empat kecamatan itu adalah Samarinda Ilir, Samarinda Ulu, Sungai Pinang, dan Samarinda Utara.

Khusus di Samarinda Utara, terdapat 31 Rukun Tetangga (RT) dari tiga kelurahan dengan total 5.394 warga, yang rumahnya terendam banjir.

Ketinggian genangan di Perumahan Bengkuring, Sempaja Timur, mencapai pinggang orang dewasa atau sekitar 80 hingga 90 centimeter.

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala BPBD Samarinda, Hambali menuturkan, untuk Kecamatan Samarinda Ulu dan Samarinda Ilir, banjir hanya merendam ruas jalan dan sebagian rumah penduduk.

Berbeda dengan di Sungai Pinang dan Samarinda Utara, banjir di kawasan tersebut melumpuhkan kegiatan masyarakat. "Memang secara umum titik yang terendam banjir ini meluas. Tapi ketinggian air tidak terlalu berbahaya, kecuali di kawasan Bengkuring," kata Hambali saat dikonfirmasi lewat sambungan telepon, Kamis (21/10).

Sejak debit air mulai menggenangi Bengkuring, Rabu (20/10) kemarin, BPBD Kota Samarinda bersama unsur relawan telah mengevakuasi 110 warga untuk mengungsi. Warga dipindahkan ke tempat ibadah setempat.

Sejak saat ini, ujar Hambali, Pemkot Samarinda mulai memberikan bantuan makanan siap saji kepada para pengungsi. Beragam bantuan sembako dibagikan di posko dan dapur umum agar dapat diolah menjadi makanan kepada warga terdampak.

"Kami sudah drop beras 500 kilogram di Bengkuring dan 250 paket sembako di Sungai Pinang. Untuk persediaan obat-obatan, pemerintah telah menyuplai di berbagai Puskesmas yang wilayahnya terdampak banjir," tandasnya.


Sirkulasi siklonik dan musim hujan di Samarinda

Dikutip dari tempo.co, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memantau adanya sirkulasi siklonik di Kalimantan bagian utara, penyebab hujan sepanjang Senin (18/10) dini hari di Samarinda.

Hujan intensitas sedang dan lebat yang merata sejak Minggu malam sampai Senin pagi kemudian menyebabkan banjir di kota itu.

"Sirkulasi siklonik terpantau di Kalimantan bagian utara sehingga menyebabkan hujan di Kalimantan. Banjir di Samarinda karena ada sirkulasi siklonik itu," kata Kepala Pusat Meteorologi Publik BMKG, A. Fachri Radjab, dalam konferensi pers terkait waspada La Nina dan peningkatan risiko bencana hidrometeorologi di wilayah Indonesia yang diikuti secara daring di Jakarta, Senin 18 Oktober 2021.

Fachri menjelaskan, sirkulasi siklonik merupakan daerah pertemuan angin sehingga terjadi penumpukan massa udara yang menyebabkan pertumbuhan awan hujan. Selain faktor sirkulasi siklonik itu, sebagian wilayah Kalimantan juga telah memasuki musim hujan.

Penulis: Fajar

Editor: Maul

Share This Post
More News

Tap anywhere to start radio 96.8KPFM 🎵