968kpfm, Samarinda - Batik merupakan salah satu ciri khas kebudayaan nusantara yang tak lekang oleh zaman. Seni lukis menggunakan media kain asal Indonesia ini, bahkan sudah diakui sebagai warisan dunia tak benda oleh UNESCO sejak tahun 2009 lalu.
Meski saat ini pandemi Covid-19 menghantam berbagai sektor perekonomian, namun industri batik di Indonesia, utamanya di Kota Tepian masih tetap bertahan. Hal tersebut diungkapkan Kepala Dinas Perindustrian Kota Samarinda, Muhammad Faisal, saat ditemui dalam acara belajar membatik memperingati Hari Batik Nasional yang jatuh, Jumat (2/10/2020).
"Mungkin ini dampak dari pandemi sehingga masyarakat yang bosan dan malas untuk keluar jadi lebih hobi membatik. Tapi saya lihat geliatnya lumayan," kata Faisal, Jumat (2/10/2020).
Dalam kurun waktu dua bulan terakhir, lanjut Faisal, pihaknya memang lebih memperhatikan perkembangan batik di Samarinda. Kota Tepian sendiri memiliki dua kain kebanggaan yang sudah cukup terkenal, yakni kain tenun Samarinda dan kain batik Samarinda.
"Kami perhatikan dua bulan terakhir masih ada pengrajin yang memproduksi batik. Bahkan beberapa hari yang lalu ada kampung batik yang sudah kami resmikan di Tani Aman," ucap Faisal.
Sedikit mengulas sejarah batik di Benua Etam, Faisal menjelaskan, batik Kaltim memang sejak dahulu sudah cukup kuat. Embrio pertama batik Kaltim ada di ibu kota provinsi, yakni Samarinda. Lalu industri batik di daerah lain pun mulai bermunculan dan semakin menguat dari hari ke hari.
"Saya optimis jika pemerintah dan swasta mendukung industri ini (batik) maka batik Samarinda bisa berkembang pesat," imbuh Faisal.
"Jika dilihat geliat ini sangat bagus bagi industri batik di Kota Tepian. mudah-mudahan batik kita bisa bersaing minimal di regional Kaltim," pungkasnya.
Penulis: Fajar
Editor: Maul
Benua Etam
Terima Silaturahmi Masyarakat Umum, Gubernur Kaltim Berikan Santunan Kepada 1.000 Penerima02 Oct 2020