968kpfm, Samarinda - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi musim kemarau di Kaltim akan lebih kering dibandingkan dengan periode tiga tahun terakhir (2020-2023).
BMKG juga memproyeksikan, puncak kemarau tahun ini berlangsung pada Agustus hingga Oktober mendatang.
"Kondisi 3 tahun terakhir belakang cuaca di Kaltim cenderung basah. Kemarau tahun ini lebih kering," terang Kepala Stasiun Meteorologi Kelas I Sultan Aji Muhammad Sulaiman (SAMS) Sepinggan BMKG Balikpapan, Kukuh Ribudiyanto, kepada wartawan di Samarinda, Selasa, 1 Agustus 2023.
Dengan perhitungan musim kemarau yang lebih panjang ini, Kukuh Ribudiyanto menghimbau masyarakat agar lebih waspada.
"Dengan kondisi cuaca kemarau tersebut dapat berdampak pada Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla), kemudian ketersediaan air bersih yang sedikit, serta potensi gagal panen pertanian dan perkebunan," ujar Kukuh.
Dilanjutkannya, BMKG bersama pihak terakit juga memantau pergerakan hotspot atau titik api di seluruh wilayah Kaltim.
Menurut Kukuh, wilayah geografis Kaltim yang dekat dengan ekuator dan beberapa faktor lainnya, membuat titik api cepat berubah setiap jam.
Ia menyebutkan, ada tiga kategori titik. Yakni kategori rendah, sedang, dan tinggi tingkat kepercayaan. "Yang rendah dan sedang itu bisa saja karena disebabkan oleh pasir atau atap seng yang terpapar sinar matahari maka menimbulkan hawa panas. Tetapi jika tinggi itu bisa dipastikan penyebabnya karena api," tandasnya.
Penulis: Maul
Benua Etam
Terima Silaturahmi Masyarakat Umum, Gubernur Kaltim Berikan Santunan Kepada 1.000 Penerima04 Aug 2023