Main Image
Kota Tepian
Kota Tepian | 13 May 2022

Normalisai Sungai Karang Mumus Terhambat Pembebasan Lahan

968kpfm, Samarinda - Upaya mengentaskan persoalan banjir di Samarinda, terus dilakukan pemerintah. Salah satunya adalah normalisasi Sungai Karang Mumus (SKM).

Pada 2022, proyek ini dimulai dari segmen belakang Pasar Segiri, Kelurahan Sidodadi, Kecamatan Samarinda Ulu. Ekskavator amfibi rencananya mengeruk sedimentasi sungai hingga ke sisi hulu menuju Jembatan Ruhui Rahayu.

Hanya saja, pekerjaan terhambat karena pembebasan lahan warga di segmen Jembatan Gang Nibung-Jembatan Ruhui Rahayu belum rampung.

Menurut Wali Kota Samarinda, Andi Harun, penyelesaian masalah sosial di segmen Jembatan Gang Nibung-Jembatan Ruhui Rahayu telah 60 persen.

Pemkot Samarinda telah menyelesaikan pembayaran 63 lahan terdampak, dari total 98 bangunan.

"Sisanya masih menunggu penyelesaian pembayaran karena sedikit terkendala masalah teknis," kata Andi Harun kepada awak media usai menggelar rapat terkait percepatan normalisasi SKM di Balaikota, Kamis (12/5).

Dalam pertemuan tersebut, Andi Harun membahas persoalan ini dengan Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Perumahan Rakyat (PUPR-PERA) Kaltim, Balai Wilayah Sungai (BWS) Kalimantan IV, serta Dinas PUPR Pertanahan Samarinda.

"Jika tak ada kendala, mobilisasi alat berat akan dilakukan besok (Jumat, 13 Mei 2022) untuk melakukan normalisasi SKM di segmen Ruhui Rahayu-Gang Nibung," ucap orang nomor satu di Samarinda itu melanjutkan.

Kabid Pertanahan Dinas PUPR Pertanahan Samarinda, Ignatius Harry Sutadi menerangkan bahwa pembebasan lahan untuk lebih dari 30 rumah yang belum terselesaikan terjadi karena terbaliknya peta bidang yang dikeluarkan Badan Pertanahan Nasional (BPN).

Sehingga pihaknya tengah mendorong pihak BPN agar bisa segera menyelesaikan revisi peta bidang yang terbalik.

"Kami masih menunggu percepatan revisi dari peta bidang yang terbalik. Kalau sudah selesai dan kami tahu besarannya berapa, barulah kami akan melakukan pembayaran untuk membebaskan lahan yang tersisa," tutur Harry.

Bersamaan, Kabid Sumber Daya Alam (SDA) Dinas PUPR-PERA Kaltim, Runandar menyatakan bahwa pihaknya mulai melakukan pengerukan dari segmen Jembatan Ruhui Rahayu. Mengingat mayoritas bangunan yang sudah dibebaskan berada pada segmen tersebut.

"Selain itu ini merupakan optimalisasi pengerjaan yang dilakukan dari hulu ke hilir. Normalisasi ini harus segera dilakukan karena dana dari APBN yang diperuntukkan kepada BWS Kalimantan IV untuk pengerjaan tebing sudah ada. Saat ini sudah dimulai pemasangan site pile beton di masing-masing sisi seperti di Pasar Segiri," papar Runandar.

Penulis: Fajar
Editor: Maul

Share This Post
More News

Tap anywhere to start radio 96.8KPFM 🎵