968kpfm, Samarinda - Menurut Kepala Kantor Perwakilan (Kpw) Bank Indonesia (BI) Provinsi Kaltim Tutuk SH Cahyono, melemahnya perekonomian di Benua Etam terjadi karena tekanan di sebagian komponen. Di mana, hal tersebut tak terlepas dari dampak wabah Covid-19.
Tutuk menjelaskan, seiring dengan kondisi perekonomian global yang menurun, pertumbuhan ekonomi turut mengalami kontraksi.
Kontraksi yang dialami Kaltim pada Triwulan II tahun 2020 sebesar 5,46 persen. Kendati demikian, penurunan masih dapat ditahan agar tidak terjun bebas. Kinerja investasi di Kaltim masih mengalami pertumbuhan, meski hanya sebanyak 0,2 persen.
Lapangan Usaha (LU) dan Konstruksi disebut menahan laju pertumbuhan ekonomi di Kaltim pada Triwulan II tahun ini.
Realisasi Penanaman Modal Asing (PMA) dalam triwulan ini mencapai Rp1,58 triliun, setelah sebelumnya tercatat pada angka Rp 0,97 triliun dalam Triwulan I.
"Kalau Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) triwulan ini (kedua) mencapai Rp5,8 triliun. Lebih tinggi dari tahun sebelumnya yang tercatat Rp3,7 triliun,” sebut Tutuk, dalam rilis yang diterima KPFM, Kamis (6/8/2020).
Tutuk melanjutkan, penurunan ekonomi Kaltim secara umum juga bersumber pada penurunan kinerja LU Utama Kaltim, terutama sektor pertambangan. Itu dikarenakan sebagian negara-negara tujuan ekspor menerapkan lockdown atau karantina wilayah. Ini yang menyebabkan permintaan batu bara melemah.
"Ini memang tidak lepas dari situasi saat ini. Pengaruh pandemi COVID-19 sangat besar," ujar Tutuk.
Lebih jauh Kepala Kpw BI Provinsi Kaltim, Tutuk SH Cahyono menjelaskan, LU perdagangan, transportasi dan akomodasi makan dan minum pun turut mengalami penurunan. Kondisi tersebut sejalan dengan lemahnya daya beli masyarkat, yang diakibatkan krisis ekonomi selama pandemi Covid-19.
Penulis: Maul
Benua Etam
Terima Silaturahmi Masyarakat Umum, Gubernur Kaltim Berikan Santunan Kepada 1.000 Penerima07 Aug 2020