968kpfm, Samarinda - Ketahanan keluarga jadi pembahasan serius di DPRD Kaltim. Maka dari itu, Panitia khusus (Pansus) Penyelenggaraan Rancangan Peraturan Daerah atau Raperda Ketahanan Keluarga DPRD Kaltim terus melakukan pendalaman.
Ketua Pansus Raperda Ketahanan Keluarga DPRD Kaltim Ely Hartati Rasyid mengatakan, ketahanan keluarga berkaitan dengan banyak organisasi perangkat daerah di lingkup Kaltim.
Menurut Ely, ketahanan keluarga mencakup berbagai aspek, seperti kesehatan, ekonomi, serta pemberdayaan perempuan. Belum lagi mengenai ketahanan pangan, ekonomi, sosial, psikologis, dan lainnya.
Namun yang paling penting, Ely mengatakan memaksimalkan fungsi keluarga. "Yang paling penting itu konsep kami memaksimalkan fungsi keluarga. Ada 9 fungsi sektor terhadap ketahanan keluarga," kata politikus PDI Perjuangan itu.
Hal yang perlu mendapat perhatian ekstra, sebut Ely, adalah legalitas. Ely melihat banyak keluarga belum memiliki catatan pernikahan. Yang mana ini juga berkaitan dengan persoalan ekonomi.
"Yang menyangkut ekonomi banyak sekali. Seperti sejahtera dan tidak sejahtera, pekerjaan, sektor-sektornya apa saja. Misalnya pertanian, masuk ketahanan pangan. Di situ didalami lagi stok pangan keluarga ada atau tidak; cukup atau tidak," jelas wakil rakyat dari daerah pemilihan Kutai Kartanegara tersebut.
Masih dalam penjelasannya, Ely menerangkan kalau sektor pendidikan tak kalah penting dalam aspek ketahanan keluarga. Menurut dia, setiap keluarga harus mendapatkan pendidikan memadai.
"Terus keamanan juga. Melibatkan polisi dan sebagainya untuk merasakan keamanan dalam keluarga. Ada juga ketahanan sosial lingkungan. Apakah dalam suatu lingkungan akan terpapar hal negatif. Dan ini dimensinya banyak. Seperti narkoba yang akan berkaitan dengan BNN," terang Wakil Ketua Komisi IV DPRD Kaltim itu.
Ely menambahkan, ketahanan keluarga juga melingkupi psikologis. Hal ini pun tak bisa dipandang sebelah mata lantaran jika dibiarkan bisa jadi persoalan serius. Psikis anak dewasa ini memang perlu mendapat perhatian. Apalagi tak sedikit anak-anak mengalami kecanduan gadget.
"Kita bicara by data. Kita juga harus bicara data berapa persen yang bersekolah dan tidak; yang mengalami kekerasan seksual; yang disabilitas; juga yang PKH-nya nonsejahtera. ‘Kan banyak. Jadi kita nanti bicara data. Tapi kami belum mendalami data dulu. Kita bicara teknis," urainya.
Diakui Ely, permasalahan pandemi turut memengaruhi data yang terus dikumpulkan pihaknya. Mengingat pandemi turut berperan terhadap keadaan keluarga yang banyak mendadak jatuh miskin.
"Sebenarnya pansus ketahanan keluarga ini, setelah berjalannya waktu, ternyata luar biasa. Segala sektor beririsan," tutupnya.
Penulis: Maul
Benua Etam
Terima Silaturahmi Masyarakat Umum, Gubernur Kaltim Berikan Santunan Kepada 1.000 Penerima16 Aug 2021