Main Image
Kota Tepian
Kota Tepian | 13 Mar 2024

Parade Ogoh-Ogoh Jelang Ramadan jadi Momentum Memperkuat Toleransi di Samarinda

968kpfm, Samarinda - Setelah lama absen imbas pandemi, umat Hindu di Kota Tepian bisa kembali melakukan parade ogoh-ogoh pada Minggu (10/3) lalu. Parade ogoh-ogoh ini dilakukan sebagai perayaan menyambut Hari Raya Nyepi yang jatuh pada Senin (11/3).

Upacara ini dilakukan dengan mengarak patung ogoh-ogoh yang dikenal memiliki wajah seram. Patung tersebut merupakan simbol dari sifat buruk dan kejahatan pada diri manusia. Patung-patung itu diarak ke jalan dengan maksud menghilangkan dan membersihkan energi negatif, di mana patung-patung itu akan dibakar setelah diarak.

Khusus di Samarinda sendiri, parade ogoh-ogoh terpusat di Pura Jagad Hita Karana yang berlokasi di Jalan Sentosa. Patung berwajah seram itupun diarak keliling melewati Jalan Sentosa, Simpang Alaya, Jalan Ahmad Yani I, Jalan Mayjen Sutoyo (eks Remaja), hingga kembali ke Pura Jagad Hita Karana.

Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Kaltim I Made Subamia menjelaskan, ada sekitar lima patung ogoh-ogoh yang diarak dengan rincian tiga patung besar dan dua patung kecil. Patung-patung ini merupakan simbol energi negatif yang ada di dunia dan dapat mempengaruhi manusia.

"Dalam upacara ini, energi negatif itu akan dinetralisir agar bisa menjadi kekuatan yang positif," sebut Made.

Momen perayaan Nyepi juga dibarengi hari yang spesial, di mana sebagian umat muslim di Indonesia sudah mulai menjalankan ibadah puasa di bulan suci Ramadan. Menyikapi hal itu, Made sangat menyambut perayaan Nyepi tahun ini dengan antusias, karena perayaan besar dari dua agama di Indonesia bisa berjalan beriringan tanpa adanya gesekan.

"Ini sungguh luar biasa karena perayaan Nyepi tahun ini bisa beriringan dengan bulan yang suci bagi umat Islam. Kami harap sang maha pencipta bisa memberikan keberkahan, keselamatan dan kesehatan. Kita juga selalu berdoa agar situasi kondusif antar umat beragama di Samarinda dan Indonesia bisa terus terjaga dengan baik," harapnya.

Sementara itu, Wali Kota Samarinda, Andi Harun yang hadir melepas parade ogoh-ogoh di Pura Jagad Hita Karana memberi apresiasi terhadap acara yang dilaksanakan umat Hindu di Kota Tepian. Dengan simbolisasi melepas segala keburukan, tentu apa yang diinginkan umat Hindu ini sejalan dengan keinginan seluruh masyarakat Samarinda yang ingin selalu diliputi kebaikan.

"Ini juga sekaligus sebagai pesan yang kita kirimkan bahwa kita itu beragam, ber-bhinneka, berbeda dalam banyak hal baik suku, adat istiadat, budaya dan agama. Itu sudah takdir dari tuhan dan kita harus merawat perbedaan itu. Kita juga harus selalu menjaga keharmonisan dalam perbedaan, sehingga Samarinda dan Indonesia bisa menjadi kota dan negara yang aman," jelasnya.

Lebih lanjut, orang nomor satu di Kota Tepian ini mengharapkan agar parade ogoh-ogoh bisa terus dilakukan di Samarinda sebelum perayaan Nyepi, mengingat antusias masyarakat cukup tinggi untuk melihat arak-arakan patung berwajah seram di jalan-jalan Samarinda.

"Kami dukung terus agar terus berlanjut. Karena ini bisa menjadi sarana silaturahmi dengan masyarakat sekitar," pungkasnya.

Penulis: Fajar
Editor: Maul

Share This Post
More News

Tap anywhere to start radio 96.8KPFM 🎵