96kpfm, Samarinda - Seorang pelatih cabang olahraga kick boxing, Warni Widodo, dicoret dari daftar Pemusatan Latihan Daerah (Pelatda) Kaltim karena ketahuan melatih untuk provinsi lain.
Kabar mengejutkan datang saat kontigen Benua Etam tengah bersiap menuju PON XXI/2024 di Aceh dan Sumatera Utara.
Komandan Pelatda Kaltim, Ego Arifin mengatakan, KONI Kaltim telah resmi mengeluarkan Warni Widodo dari Pelatda.
Ego menyesalkan kejadian ini karena saat Pelatda Kaltim sedang fokus mempersiapkan pelatih dan atlet, muncul tindakan yang dianggap melanggar sportivitas.
"Kami menerima surat yang menyatakan pelatih kick boxing atas nama Warni Widodo juga terdaftar di kontingen daerah lain untuk PON. Informasi ini kami terima langsung melalui surat resmi, bukan sekadar laporan atau rumor," ujar Ego, Ahad, 1 September 2024 di Samarinda.
Setelah menerima surat tersebut, pihak Pelatda langsung mengadakan rapat internal.
"Saya sebagai komandan Pelatda melaporkan kejadian ini kepada KONI. Setelah berkoordinasi dengan bidang hukum dan Binpres, diputuskan bahwa pelatih tersebut harus dikeluarkan dari Pelatda dan kontingen," tegas Ego.
Akibat pencoretan Warni Widodo, kini pelatih kick boxing Kaltim hanya tersisa satu orang, yaitu Ricky Asriel Refualu.
Warni sendiri telah dipanggil untuk memberikan klarifikasi, namun ia sempat membantah keterlibatannya di kontingen lain dan menolak kebenaran surat yang diterima KONI Kaltim.
Ego menyebut, untuk saat ini, fokus utama Pelatda adalah keberangkatan kontingen dan pencapaian target lima besar. Mengenai sanksi lebih lanjut terhadap Warni Widodo, pihaknya masih menunggu keputusan resmi dari KONI Kaltim.
"Warni Widodo sudah tidak diperbolehkan lagi melatih atlet Kaltim di event apapun, termasuk kejurnas. Kesalahannya sudah berulang kali, dan kali ini tidak ada lagi toleransi," ujar Ego.
Beberapa kesalahan Warni Widodo lainnya termasuk menggunakan joki untuk tes kesehatan atlet dan mengizinkan atlet dari luar daerah berlatih di Kaltim.
Hal ini dianggap merugikan karena atlet dari luar tersebut akan menjadi lawan bagi atlet Kaltim di PON mendatang. Kesalahan paling fatal adalah terdaftarnya Warni Widodo sebagai pelatih di provinsi lain sementara ia juga terdaftar di Pelatda dan kontingen Kaltim.
Atas pelanggaran-pelanggaran ini, Warni Widodo diwajibkan mengembalikan semua fasilitas yang telah diterimanya selama berada di Pelatda, termasuk gaji yang diterimanya selama enam bulan terakhir.
Penulis: Maul
Benua Etam
Terima Silaturahmi Masyarakat Umum, Gubernur Kaltim Berikan Santunan Kepada 1.000 Penerima02 Sep 2024