968kpfm, Samarinda - Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim), yang selama ini dikenal sebagai pusat pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN), kini semakin menegaskan perannya dalam upaya menjaga lingkungan.
AQUA, bersama Prevented Ocean Plastic™ Southeast Asia (POPSEA), pada 26 September 2024 meresmikan fasilitas daur ulang plastik modern pertama di Samarinda. Langkah ini bukan sekadar solusi lingkungan, tetapi juga potensi ekonomi yang menjanjikan.
Fasilitas ini hadir di tengah tantangan besar yang dihadapi Kalimantan Timur, di mana sampah plastik mencapai 19,5 persen dari total timbunan sampah.
Dengan kapasitas pengumpulan hingga 9.600 metrik ton plastik PET setiap tahunnya, fasilitas ini dirancang untuk mengurangi jumlah sampah yang berakhir di Tempat Pembuangan Akhir (TPA), serta mencegah sampah plastik mencemari laut, terutama di wilayah pesisir Kalimantan.
Ekonomi Sirkular: Membangun Ekosistem Baru
Asisten Deputi Pengelolaan Sampah dan Limbah di Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Rofi Alhanif menilai, inisiatif ini sebagai tonggak penting dalam penerapan ekonomi sirkular di luar Pulau Jawa.
"Kolaborasi ini diharapkan memperkuat ekosistem ekonomi sirkular di Kalimantan Timur. Kami berharap inisiatif ini bisa direplikasi di wilayah lain," jelasnya.
Konsep ekonomi sirkular—di mana limbah didaur ulang dan diolah menjadi produk baru yang bernilai ekonomi—menjadi semakin relevan. Melalui program #BijakBerplastik, AQUA berambisi untuk mengumpulkan lebih banyak sampah plastik dibandingkan dengan yang digunakan dalam produksinya.
Kolaborasi dengan POPSEA bukan hanya solusi bagi masalah sampah, tetapi juga membuka peluang ekonomi baru bagi masyarakat lokal.
Solusi Lokal, Dampak Global
Fasilitas ini merupakan yang kesembilan dari jaringan pengumpulan sampah plastik yang dibangun POPSEA di Indonesia.
Presiden Direktur Prevented Ocean Plastic™ Southeast Asia, Daniel Lawrence Angelo Law, menjelaskan, sejak 2022, pihaknya telah mengumpulkan lebih dari 16.000 metrik ton sampah plastik.
“Peluncuran fasilitas di Samarinda ini bukan hanya membantu lingkungan, tetapi juga memberikan nilai tambah ekonomi bagi masyarakat, termasuk menyediakan lapangan kerja,” katanya.
Inisiatif ini sejalan dengan komitmen AQUA dalam menjalankan Extended Producer Responsibility (EPR), yang mewajibkan produsen bertanggung jawab atas pengelolaan sampah dari produk yang mereka hasilkan.
Sustainable Development Director Danone Indonesia, Karyanto Wibowo menyebutkan, kolaborasi ini mendukung peta jalan pengurangan sampah dan strategi keberlanjutan perusahaan.
"Ini merupakan langkah nyata dalam menciptakan dampak positif bagi lingkungan dan ekonomi lokal," ujar Karyanto.
Dari Sampah Menjadi Peluang
Bagi Sahid Arifin, Site Manager Fasilitas Daur Ulang Samarinda, kehadiran fasilitas ini membawa angin segar bagi masyarakat lokal.
"Kami berkomitmen untuk mengubah tantangan sampah menjadi peluang ekonomi yang meningkatkan kesejahteraan masyarakat," tuturnya. Kehadiran fasilitas ini, lanjutnya, tidak hanya memudahkan masyarakat dalam mengelola sampah, tetapi juga membangun masa depan yang lebih bersih dan berkelanjutan.
Masa Depan Ekonomi Hijau
Dengan meningkatnya kesadaran akan pentingnya pengelolaan sampah plastik dan pertumbuhan ekonomi hijau, inisiatif seperti ini menjadi model yang dapat diikuti oleh sektor lain.
Murboyudo Joyosuyono, dari Kementerian Perindustrian, mengakui potensi besar yang dimiliki kolaborasi ini.
"Ini bukan hanya soal mengelola sampah, tetapi juga menciptakan nilai ekonomi baru yang bisa mendorong pertumbuhan ekonomi nasional."
Di tengah krisis lingkungan global, Kaltim kini mengambil peran aktif dalam upaya menyelamatkan bumi. Fasilitas Daur Ulang di Samarinda bukan hanya jawaban atas masalah sampah plastik, tetapi juga simbol harapan bahwa ekonomi dan ekologi bisa berjalan beriringan.
Penulis: Maul
Benua Etam
Terima Silaturahmi Masyarakat Umum, Gubernur Kaltim Berikan Santunan Kepada 1.000 Penerima26 Sep 2024