Main Image
Kota Tepian
Kota Tepian | 17 Apr 2020

Polisi Pastikan Tidak Ada Tanda Kekerasan Terkait Penemuan Mayat Terikat di Sumur Tua

KPFM SAMARINDA - Teka teki penyebab kematian pria paruh baya bernama Hendrik Setia Budi akhirnya mulai terungkap.

Sebelumnya, Hendrik ditemukan tewas di dalam sebuah sumur tua yang berada tepat di samping rumahnya di Jalan Pahlawan, Gang 3, RT 30, Kelurahan Dadi Mulya, Kecamatan Samarinda Ulu pada Kamis (16/4/2020).

Mayat Hendrik didapati sekitar pukul 17.30 WITA, dengan kondisi tangan terikat dan tubuh yang membengkak.

Kanit Reskrim Polsek Samarinda Ulu, Ipda Muhammad Ridwan menuturkan, berdasarkan hasil visum dari RSUD Abdoel Wahab Sjahranie (AWS), tim dokter tidak menemukan adanya tanda kekerasan terhadap jasad Hendrik.

"Kesimpulan dari tim dokter, tidak ditemukan adanya tanda kekerasan dari jasad Hendrik," ucap Ridwan, Jumat (17/4/2020) siang.

Ridwan menjelaskan, Hendrik sendiri memiliki kebiasaan mengikat tangan dan kakinya dengan tali. Sehingga semakin menguatkan tidak adanya unsur kriminalitas terhadap kematian pria berumur 56 tahun ini.

"Ini dibuktikan dengan rentang antara ikatan di tangan kiri ke tangan kanan berjarak 26,5 centimeter. Ikatannya juga longgar seperti simpul, sehingga kemungkinan dia mengikat tangannya sendiri," ungkap Ridwan.

Dengan dua bukti tersebut, ujar Ridwan, tim dokter menyimpulkan bahwa tidak ada unsur kekerasan terhadap kematiannya. Praktis, dugaan meninggalnya Hendrik akibat tercebur ke dalam sumur sedalam kurang lebih 10 meter.

"Dari keterangan 5 saksi yang sudah kami temui, dua minggu terakhir dia memang terlihat berada di sekitar situ untuk membersihkan barang-barang yang berserakan," sebutnya.

Informasi lain, diterangkan Ridwan menerangkan, Hendrik baru saja keluar dari rumah sakit pada bulan Desember 2019. Ketika bebas, lanjut Ridwan, pria tersebut kerap menunjukan gejalanya seperti mengikat tangan dan kakinya dengan tali.

"Ini ditegaskan oleh kakak Hendrik. Korban sering mengikat tangan dan kakinya. Bahkan dari hasil visum, jari kelingkingnya nyaris putus akibat terikat karet," timpalnya.

Perwira balok satu ini mengatakan, setelah mendengar keterangan dari tim dokter, pihak keluarga sendiri tidak menginginkan adanya proses autopsi terhadap jasad Hendrik.

"Tadi saya bawa untuk menemui tim dokter. Setelah mendengarkan hasil visum, pihak keluarga akhirnya merelakan kematian salah satu anggota keluarhanya, dan menolak adanya proses autopsi," pungkasnya.

Penulis: Fajar

Editor: Maul

Share This Post
More News

Tap anywhere to start radio 96.8KPFM 🎵