Punya Lab Molekuler, Pemkot Ingin DBD di Samarinda "Zero Dead"

968kpfm, Samarinda - Selain perang melawan pandemi Covid-19, Dinas Kesehatan Kota Samarinda terus menggalakkan upaya, supaya "zero dead" yang disebabkan penyakit demam berdarah dengue (DBD) bisa tercapai.

Kabid P2P Dinkes Samarinda, Osa Rafshodia mengatakan, sepanjang tahun 2020 memang belum ada ditemukan kasus kematian akibat DBD. Namun pada tahun 2019, terdapat 18 kasus kematian akibat penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus dengue ini.

"Target kami zero dead akibat DBD di tahun 2021. Namun pada tahun ini sudah menunjukan hasil yang baik, yakni tidak ada kematian akibat DBD," imbuh Osa.

Sebagai upaya mencapai target tersebut, Pemkot Samarinda telah mendirikan Laboratorium Kesehatan Kota Samarinda yang bertempat di Jalan Pelita, Kecamatan Sungai Pinang. Fasilitas kesehatan ini dilengkapi dengan laboratorium biomolekuler untuk meneliti semua penyakit yang penyebabnya dari virus.

"Setelah pandemi Covid-19 mereda, kami akan berfokus pada pencegahan penyakit DBD. Jadi dalam 3 tahun kedepan, Samarinda sudah bebas dari DBD," kata Osa.

Osa menjelaskan, penelitian menggunakan pendekatan biomolekuler ini digunakan untuk mendeteksi virus DBD jenis apa saja yang ada di Kota Tepian. Menurutnya, virus DBD sendiri terbagi dalam 4 tipe yakni virus dengue serotype-1, serotype-2, serotype-3 dan serotipe-4.

"Sampai sekarang kan kami belum mengetahui tipe virus dengue seperti apa yang ada di Samarinda, karena setiap tahunnya berubah. Kalau sudah tahu, maka tata laksananya nanti akan pas," terangnya.

Salah satu upaya melakukan deteksi dini pencegahan penyakit DBD, Osa bersama jajarannya akan membagikan tes rapid untuk penderita DBD kepada Puskesmas, serta melakukan sosialisasi. Nantinya, setiap Puskesmas di masing-masing wilayah sudah bisa mengerjakan sampel untuk penyakit DBD.

"Jika ada yang positif, nanti sampelnya akan dibawa kesini (Laboratorium Kesehatan) untuk diteliti di ruangan molekuler," pungkasnya.

Penulis: Fajar

Editor: Maul