Rampas Ponsel Pelajar SMP, Nyaris jadi Bulan-bulanan Warga

968kpfm, Samarinda - Gara-gara nekat merampas ponsel milik pelajar sekolah menengah pertama (SMP), seorang pemuda di Kota Tepian nyaris menjadi bulan-bulanan dari warga.

Peristiwa ini terjadi pada Sabtu (25/11) di Jalan Pipit, Kecamatan Sungai Pinang. Saat itu korban yang merupakan pelajar SMP sedang berjalan kaki dengan mengenakan seragam Pramuka di ruas jalan tersebut sekitar pukul 10.30 WITA.

Kapolresta Samarinda, Kombes Pol Ary Fadli melalui Kapolsek Sungai Pinang, AKP Rachmad Aribowo menuturkan, saat korban berjalan kaki itulah dia tiba-tiba dihadang oleh pelaku berinisial HS.

"Jadi ternyata korban ini sudah dibuntuti oleh pelaku sejak awal, karena korban berjalan kaki sendirian sambil bermain ponselnya," tutur Rachmad.

Awalnya korban enggan mematuhi kata-kata pelaku untuk menyerahkan ponselnya. Tetapi HS tidak habis akal. Dia mengancam akan memukul dan menikam korban jika tidak segera menyerahkan handphonenya. Meski terus ditolak, akhirnya pelaku langsung merampas ponsel dari tangan korban dan korban berusaha menyelamatkan diri.

"Korban itu berlari dan sempat teriak "maling". Kemudian korban dikejar oleh pelaku untuk mengehentikan teriakan korban hingga korban terjatuh. Beruntung saat itu sudah banyak warga yang membantu korban, sehingga pelaku segera melarikan diri," jelasnya.

Menerima laporan dari masyarakat, jajaran Polsek Sungai Pinang segera menyambangi lokasi kejadian untuk mencari tahu keberadaan pelaku dengan dibantu masyarakat sekitar. Rachmad mengatakan, tidak butuh waktu lama, pelaku akhirnya berhasil ditemukan oleh warga dan nyaris menjadi sasaran amarah warga.

"Dia (pelaku) sembunyi di gorong-gorong karena sudah terdesak. Beruntung ada petugas kami disana, sehingga pelaku langsung kami amankan ke Mapolsek Sungai Pinang," tegasnya.

Satu unit handphone dan celana pramuka milik korban diamankan sebagai barang bukti atas kasus ini. Akibat perbuatannya, HS akan dijerat dengan pasal 365 ayat 1 tentang pencurian dengan kekerasan, dan terancam pidana maksimal 9 tahun penjara.

Penulis: Fajar
Editor: Maul