968kpfm, Samarinda - Pembangunan Terowongan Selili atau Samarinda Tunnel, yang menghubungkan Jalan Sultan Alimuddin dan Jalan Kakap, dimulai.
Tepat sehari sebelum HUT ke-355 Kota Samarinda dan HUT ke-63 Pemkot Samarinda yang diperingati 21 Januari, pemerintah melaksanakan groundbreaking atau peletakan batu pertama proyek terowongan di Sungai Dama, Samarinda Ilir, Jumat (20/1).
Samarinda Tunnel rencananya dibangun dengan panjang trase 700 meter dan panjang struktur 400 meter. Terowongan ini digadang-gadang menjadi solusi untuk mengurai kemacetan yang sering terjadi di bilangan Jalan Otto Iskandardinata.
Anggaran pembangungan terowongan bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Samarinda dan Bantuan Keuangan (Bankeu) Provinsi Kaltim. Jumlahnya hampir mencapi Rp 4 milar, dengan masa pengerjaan 22 bulan.
Pembangunan terowongan telah digagas pemerintah sejak Andi Harun dan wakilnya Rusmadi Wongso menjabat pada Februari 2021. Andi Harun menerangkan manfaat yang dapat dirasakan masyarakat atas pembangunan terowongan.
Yakni sebagai alternatif atau solusi kemacetan yang kerap terjadi di Jalan Otto Iskandardinata serta sebagai penghubung Jembatan Achmad Amiens menuju kawasan Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kecamatan Palaran.
"Lamanya proses pembangunan dikarenakan konsep terowongan ini lebih berbeda. Hal unik yang membedakannya adalah kondisi alam di atas terowongan seperti gunung dan pohon tetap dipertahankan, sehingga perlu kehati-hatian. Kondisi tanah tidak berubah karena kami tidak ingin merusak kondisi alam di atasnya," jelas Andi Harun yang ditemui usai kegiatan, Jumat (20/1).
Terkait pembebasan lahan, orang nomor satu di Kota Tepian ini mengatakan, penyelesaian dampak sosial menunggu penilaian dari Kantor Jasa Penilai Publik (KJPP). Kendati demikian, Andi memandang, masyarakat sekitar proyek mendukung pembangunan terowongan.
"Tadi saya ditemui tokoh masyarakat dan beberapa Ketua RT setempat. Mereka cukup antusias dan memberikan dukungan terhadap proyek ini. Pada umumnya, biaya ganti rugi sudah kami siapkan semua. Kami harap masyarakat bisa membantu program pemerintah ini, karena ini bukan demi kepentingan perorangan, tetapi seluruh masyarakat Samarinda," tegas Andi Harun.
Ditemui terpisah, Lurah Sungai Dama, La Miru menambahkan, terdapat kurang lebih seratus bangunan milik warga sepanjang Jalan Sultan Alimuddin dan Jalan Kakap yang akan terdampak pembangunan terowongan ini. Sementara untuk lahan warga yang terdampak sedang dalam proses pendataan.
"Pada prinsipnya masyarakat yang terdampak sudah setuju dan mendukung proyek pembangunan terowongan ini. Tetapi saat ini masyarakat masih menunggu biaya ganti rugi dari pemerintah. Jika semua sudah dibebaskan, maka warga yang rumahnya terdampak akan segera pindah," ungkap La Miru.
Lebih lanjut, La Miru menyatakan bahwa sejauh ini tidak ada komplain dari masyarakat perihal proyek pembangunan terowongan. Ia menilai, semua masyarakat sangat mendukung adanya pembangunan jalan alternatif ini untuk mengatasi kemacetan yang sering terjadi di Jalan Otista.
Penulis: Fajar
Editor: Maul
Benua Etam
Terima Silaturahmi Masyarakat Umum, Gubernur Kaltim Berikan Santunan Kepada 1.000 Penerima21 Jan 2023