968kpfm, Samarinda - Hampir satu bulan sudah Suci Lestari (41) bersama sang suami dan anaknya, hidup berdampingan dengan material tanah yang menempel di rumah beton miliknya.
Retak di bagian dinding sudah menjadi pemandangan biasa yang dilihat oleh wanita 41 tahun tersebut.
Material tanah ini mulai berguguran menimpa kediamannya sejak 12 September lalu.
Suci bercerita, saat itu material tanah sisa galian tanah kavling dibuang di gunung yang bersebelahan dengan rumahnya di Jalan Gerilya, Gang Rukun Makmur, RT 109, Kelurahan Sungai Pinang Dalam, Kecamatan Sungai Pinang.
"Galian itu sudah ada sejak Agustus lalu. Dari RT pernah menegur penanggung jawab di situ dan meminta agar dibuat saluran air agar jika hujan tidak tidak terjadi longsor," kata Suci, Senin (4/10).
"Namun sudah satu bulan ternyata tidak dibuat juga. Imbasnya rumah saya ini tertimpa material tanah dari atas," lanjutnya.
Wanita beranak satu ini menyebut, material tanah yang bergerak ke rumahnya ini adalah buangan tanah dari galian. Sementara tanah aslinya justru tidak bergerak sama sekali.
Dijelaskannya, berkali-kali sudah dia bersama sang suami bahu-membahu membuang material tanah yang jatuh ke rumahnya. Namun hal itu selalu sia-sia karena setiap hujan turun, tanah di atas selalu bergerak, jatuh di rumahnya.
Puncaknya terjadi pada Senin (4/10) sekitar pukul 02.00 WITA. Dinding bangunan yang mulanya hanya retak di ruang tamu, mendadak jebol akibat dorongan tanah dari atas. Tentu hal ini membuat Suci menjadi takut dan terpaksa tidur di dapur.
"Kalau di dapur lebih aman, karena itu deretannya gunung batu. Saat ini kami tidak ada niatan untuk mengungsi. Lebih baik tinggal di sini untuk berjaga sembari membersihkan material tanah yang terus turun," sebutnya.
Musibah tanah longsor ini sudah terdengar hingga Pemkot Samarinda. Bahkan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Samarinda telah mengerahkan tim untuk menyingkirkan material tanah yang masih menumpuk.
Tak hanya itu, lurah dan camat setempat telah meninjau longsor dan berjanji akan membantu Suci untuk melakukan mediasi dengan orang yang bertanggungjawab membuang galian tanah tersebut.
"Lurah dan Camat sudah datang. Mereka janji akan membantu mediasi dengan pengelolanya. Harapannya itu bisa segera direalisasikan," tutup Suci.
Penulis: Fajar
Editor: Maul
Benua Etam
Terima Silaturahmi Masyarakat Umum, Gubernur Kaltim Berikan Santunan Kepada 1.000 Penerima05 Oct 2021