KPFM SAMARINDA - Bambang Sulistyo (37) dan Meli Sari (30) masih benar-benar tidak menyangka, bahwa anak bungsunya bernama Yusuf Ahmad Gazali (4) hilang saat berada di Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Jannatul Athfaal, yang berlokasi di Jalan AW Syahranie, RT 12, Blok Mawar, No 11, Kecamatan Samarinda Ulu, pada Jum'at (22/11/2019).
Meli dan Bambang telah memiliki firasat sebelum anak ketiganya itu hilang. Seminggu sebelum kejadian, Meli secara tidak sengaja mengambil potret dari anak kesayangannya itu. Meli sendiri memang jarang mengambil potret anaknya itu. Hal ini dikarenakan Yusuf merupakan anak yang tidak bisa diam, dan selalu bergerak.
"Dia (Yusuf) selalu aktif bergerak, sehingga saat saya memotretnya hasilnya selalu kabur. Tetapi seminggu sebelum kejadian saya memotretnya meskipun hasilnya agak kabur," kata Meli, Selasa (26/11) siang.
Firasat selanjutnya terjadi saat korban diantar oleh ayahnya menuju PAUD. Yusuf menangis dan menolak untuk pergi kedalam PAUD, hingga akhirnya ayah Yusuf memaksa anaknya itu untuk masuk ke gedung PAUD.
"Biasanya Yusuf tampak ceria dan senang saat masuk ke PAUD, tetapi hari itu dia menangis dan menolak untuk masuk," sebutnya.
Tidak hanya itu, saat Yusuf dimandikan oleh ayahnya sebelum berangkat ke PAUD, dia memegang pipi ayahnya tersebut sembari mengelusnya. Ayahnya yang melihat hal itu tidak berpikiran negatif, dan menganggap bahwa anaknya sudah mengalami kemajuan setelah 15 hari bersekolah di PAUD.
"Saya tidak berpikiran aneh-aneh. Saya hanya bisa memuji Yusuf bahwa dia sudah pintar karena mulai perhatian dengan saya," sahut Bambang, Selasa (26/11).
Sebelumnya, Yusuf memang dititipkan oleh orang tuanya di PAUD Jannatul Athfaal untuk mengenyam pendidikan dini, karena Yusuf memang terlambat dalam tumbuh kembangnya. Ibunda Yusuf, Meli Sari membenarkan bahwa perkembangan anaknya sedikit terlambat akibat kecanduan gadget.
"Saya perkenalkan gadget ke dia sehingga perkembangannya lambat dan sosialisasinya kurang. Jadi saya masukkan ke PAUD agar Yusuf bisa bersosialisasi," imbuh Meli.
Namun, keduanya benar-benar tidak menyangka bahwa hal tersebut merupakan sebuah pertanda dari anaknya. Yusuf sendiri terakhir terlihat saat berada di dalam PAUD oleh kedua pengasuhnya. Tetapi beberapa saat setelah salah satu pengasuh menuju toilet, Yusuf tiba-tiba menghilang dan keberadaannya sampai sekarang tidak ditemukan.
Terakhir kali, Yusuf mengenakan baju kaos berwarna merah tua serta lengan baju berwarna hitam bergambar monas dengan tulisan kota Jakarta, dan celana dengan warna dominan putih disertai les biru.
Sejak empat hari dinyatakan hilang, pihak keluarga terus berupaya tanpa kenal lelah untuk mencari tahu keberadaan Yusuf. Meli dan Bambang telah mencoba melakukan pengecekan menuju Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Samarinda, untuk melihat cctv yang berada di sekitar tkp dan beberapa ruas jalan, namun hasilnya masih nihil.
Selanjutnya, pihak keluarga telah mencoba untuk bertemu dengan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Kaltim untuk membantu upaya pencarian. Bahkan, foto Yusuf sudah mulai dipasang di beberapa lokasi seperti Terminal, Bandara, serta Pelabuhan.
Tidak berhenti sampai disitu, keduanya juga mencoba untuk mengunjungi beberapa orang pintar atau paranormal. Dari pengakuan Meli dan Bambang, tercatat sekitar puluhan paranormal sudah mereka kunjungi untuk mencari tahu keberadaan Yusuf.
"Ada sekitar lebih dari 20 paranormal yang kami kunjungi. Mereka mengatakan bahwa Yusuf dalam kondisi baik-baik saja, dan dirawat dengan baik," ujar Meli.
Kepolisian sendiri sudah melakukan pemeriksaan terhadap 6 orang saksi untuk menelusuri keberadaan Yusuf. Namun dari keterangan saksi, pihak kepolisian belum mendapatkan petunjuk sedikitpun, dan terus melakukan penyelidikan terkait berbagai kemungkinan hilangnya Yusuf.
Dokumentasi : KPFM Samarinda
Penulis : Fajar
Editor : Agung
Benua Etam
Terima Silaturahmi Masyarakat Umum, Gubernur Kaltim Berikan Santunan Kepada 1.000 Penerima26 Nov 2019