Pendengar KP (Samarinda) - Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) jenjang SMP dan sederajat telah berakhir. Dibuka sejak Senin (20/5) dan ditutup pada Sabtu (25/5). Hanya saja, penerapan sistem zonasi, khususnya di Samarinda dinilai belum maksimal, lantaran di daerah tertentu, jumlah sekolah tidak berbanding lurus dengan jumlah calon siswa yang membludak. Sehingga banyak siswa yang tinggal di dekat sekolah tak terakomodir karena kelebihan kuota.
KPFM mengupas persoalan ini dari berbagai sudut pandang dalam Rabuan Talk Show, bertajuk "Sekolahku 5 Langkah dari Rumah", yang berlangsung Rabu (29/5), pukul 10.00-11.00 Wita.
Hadir sebagai narasumber Kasi Peserta Didik dan Pembangunan Karakter Disdikbud Kaltim, Armin, Kabid Pembinaan SD Disdik Samarinda Djoko Iriandono, dan Guru SMAN 8 Samarinda, Rudy. Bincang-bincang semakin seru, dengan dipandu langsung oleh Direktur KPFM Samarinda, Denny Sulaksono dan Wapimred Kaltim Post, Duito Susanto.
"Banyak masyarakat yang mengeluh anaknya tidak diterima. Tapi di sisi lain, masih ada 12 sekolah yang kekurangan (siswa)," kata Djoko.
Dia melanjutkan, penyebaran sekolah di Samarinda memang tidak merata. Misalnya, di Samarinda Seberang hanya ada satu sekolah, yakni SMPN 3. Sementara SMPN 8 masuk di wilayah Loa Janan Ilir. Hal demikian membuat daya tampung sekolah melebihi kuota.
"Sudah diambil kebijakan oleh Pemkot Samarinda. Setelah lebaran akan membuka gelombang kedua. Pertama untuk 11 sekolah yang kurang itu dan satu sekolah mau buka baru. Jadi 12," lanjutnya.
Dalam perkembangannya, sahut Djoko, penerapan sistem zonasi ini akan dilakukan koreksi dan evaluasi. Dia menyebut, sistem ini jelas membawa semangat pemerataan. Karena dianggap tidak pro terhadap masyarakat tak berkecukupan.
"Melalui sistem zonasi, pemerintah berupaya agar tidak ada lagi anggapan sekolah favorit. Favorit selama ini sebenarnya persepsi karena orangtuanya atau (seorang) pejabat dulu sekolah di situ. Padahal belum tentu guru-guru sekolah tersebut baik," tegasnya.
Dalam waktu dekat, pemkot juga akan melakukan penyebaran guru-guru berprestasi ke sekolah-sekolah, terutama di pinggiran, yang bertujuan pemerataan pendidikan.
"Karena para guru telah menandatangani siap ditempatkan di mana saja,"
Di akhir diskusi, semua narasumber yang datang, sepakat bahwa penerapan sistem zonasi berdampak positif bagi perkembangan pendidikan di daerah.
"Tujuan PPDB adalah memudahkan masyarakat atau akses pendidikan. Sehingga nanti kualitas pendidikan semakin merata. Kepada masyarakat yang dirugikan oleh PPDB, kami siap untuk memfasilitasi dan diajak berdiskusi," ujar Armin.
"Beberapa tahun kemarin, ada sekolah di Samarinda hampir ditutup, karena kurang peminat. Namun setelah ada sistem zonasi bisa berkembang lagi. Jadi, sistem zonasi efeknya positif," pungkas Rudy.
Dokumentasi: KPFM Samarinda/Maulani Al Amin
Penulis: Maul
Editor: *
Benua Etam
Terima Silaturahmi Masyarakat Umum, Gubernur Kaltim Berikan Santunan Kepada 1.000 Penerima29 May 2019