KPFM SAMARINDA - Kasus penikaman yang terjadi di Jalan Cipto Mangunkusumo, tepatnya di bawah fly over Jembatan Mahakam, pada Senin (30/12/2019) cukup menarik perhatian publik kota Tepian, khususnya bagi komunitas musisi lokal.
Bukan tanpa alasan, korban penikaman atas nama Jumriansyah (42) memang terkenal sebagai pemain keyboard di lingkungannya. Bahkan sebelum kejadian, korban sering terlihat tampil di panggung musik amal untuk korban bencana yang berada di bawah fly over Jembatan Mahakam.
Namun, korban yang saat kejadian hendak membongkar panggung musik amal tersebut bersama rekannya, justru harus meregang nyawa setelah menerima tiga luka tusukan di bagian dada, perut dan punggung, oleh seorang pria berinisial DH. DH sendiri saat itu bersama seorang rekannya, IM yang saat kejadian hanya berada di motor.
KPFM berkesempatan mewawancarai IM yang saat itu berada tidak jauh dari lokasi kejadian. IM menuturkan, sebelum kejadian, dirinya diajak pelaku untuk pergi bertemu dengan temannya. IM pun tidak berpikiran negatif terhadap DH, dan segera naik ke motor yang digunakan pelaku.
"Saat itu saya kan lagi radang, jadi saya mengiyakan saja ajakannya sekalian mau cari obat," ujar IM, saat ditemui KPFM di Polresta Samarinda, Selasa (31/12) siang.
Setibanya di bawah fly over Jembatan Mahakam, pelaku yang membonceng IM melihat korban sedang membongkar panggung. Lantas, pelaku yang datang dari arah Harapan Baru segera memutar kendaraannya untuk menemui korban.
"Saya hanya di motor saat pelaku mendatangi korban. Mereka sempat berbincang sebentar, setelah itu saya mendengar teriakan minta tolong," ucap IM.
IM menceritakan, ketika pelaku dan korban mengobrol, ternyata saat itu juga DH telah menusuk korban dua kali di bagian dada dan perut. Korban sempat mencoba lari dengan meloncati trotoar, namun DH dengan sigap kembali menusuk korban di bagian punggung hingga akhirnya korban terkapar di pinggir jalan.
"Saat itu, pelaku langsung meminta saya memutarkan motor, namun saya menolak hingga akhirnya pelaku membawa motornya sendiri untuk pulang kerumahnya," paparnya.
Setelah pelaku pergi, IM terpaksa hanya bisa berdiam diri di sekitar lokasi kejadian karena tidak bisa pulang. IM pun segera berinisiatif untuk pulang berjalan kaki. Namun sesampainya di Harapan Baru, IM bertemu dengan temannya dan akhirnya diantar pulang.
"Saya jalan kaki sampai Harapan Baru. Saat saya tengah beristirahat akhirnya bertemu teman, dan selanjutnya dia antar saya ke rumah," katanya.
Setibanya di rumah sekitar pukul 18.00 Wita, IM mendengar kabar bahwa DH telah diringkus oleh kepolisian. Tidak lama berselang polisi pun datang ke rumah IM dan menjemput IM untuk diamankan. Pihak kepolisian pun melakukan pemeriksaan kepada IM selama 5 jam di Mako Polresta Samarinda, mulai dari pukul 20.00-01.00 Wita.
"Saya diperiksa selama 5 jam kemarin," sahut IM.
Saat ini, IM masih berstatus sebagai saksi dari kasus penikaman ini. Bahkan saat ditemui KPFM, IM masih belum dipersilahkan untuk pulang mengingat kepolisian masih melakukan pendalaman.
"Sebenarnya saya sudah dipersilahkan pulang tadi pagi. Tetapi karena kepentingan pemeriksaan, saya disuruh bertahan dulu sementara," pungkasnya.
Dokumentasi : KPFM Samarinda
Penulis : Fajar
Editor : Agung
Benua Etam
Terima Silaturahmi Masyarakat Umum, Gubernur Kaltim Berikan Santunan Kepada 1.000 Penerima31 Dec 2019