Pendengar KP (Samarinda) - Polemik Logo Magnificent Samarinda yang diduga menjiplak karya desainer asal Amerika Serikat, George Bokhua berjudul AA Bridge berujung serius.
Selain dihadapkan dengan isu plagiat, tidak terlibatnya masyarakat dalam proses pembuatan branding logo tersebut kian disoroti warga Kota Tepian di media sosial (medsos).
Banyak masyarakat yang menyayangkan kehadiran branding logo itu karena tidak mewakili Kota Samarinda, yang sepanjang perjalanannya sarat dengan sejarah. Bahkan warganet di medsos ada yang membuat polling untuk mempertanyakan kembali, apakah branding logo itu pantas menjadi 'wajah' Kota Samarinda atau tidak.
Jumat (1/2), bertempat di Yen's Delight, Jalan Juanda, Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda menggelar jumpa pers guna mengklarifikasi pemberitaan terkait persoalan pelik ini.
Turut hadir dalam kegiatan itu Kepala Diskominfo Samarinda, Aji Syarif Hidayatullah, Kepala Bappeda Samarinda, Asli Nuryadin, CEO Citiasia Inc, Farid Subkhan dan Chief Strategic Citiasia Inc, Hari Kusdaryanto.
Dihadapan awak media yang hadir, CEO Citiasia Inc, Farid Subkhan menjelaskan, proses ide yang ada pada logo Magnificent Samarinda bukan dari membeli kemudian di ubah-ubah. Namun melewati satu kajian yang kemudian melahirkan strategi branding tersebut. Sehingga dia berharap polemik ini segera selesai.
"Saya harap polemik ini bisa selesai hari ini, sehingga ayo kita mulai membangun Samarinda," kata Farid, Jumat (1/2).
Farid menerangakan, pihaknya tidak memiliki kapasitas untuk mengganti logo tersebut. Menurut dia, polemik atau pro-kontra terhadap sebuah logo pasti pernah terjadi.
"Kami dari sisi konteks profesionalisme sudah menjelaskan logonya, yang namanya polemik sebuah logo itu pasti pernah terjadi di manapun," ucapnya.
Kalaupun proses pembuatan branding logo itu disayembarakan, lanjut Farid, hasil yang muncul tidak menjamin keluar sebagai yang terbaik.
"Kalaupun itu disayembarakan, boleh saja, itu opsi, tetapi apakah memunculkan yang terbaik, tidak ada jaminan," ungkapnya.
Farid juga menuturkan, perkara pembuatan branding logo ini sudah selesai secara akademik maupun profesional. Branding logo Magnificent Samarinda inilah yang terpilih.
"Apakah mencuri? Kami tidak mengenal George Bokhua, baru tahu juga," imbuhnya.
Sementara itu Chief Strategic Citiasia Inc, Hari Kusdaryanto menyarankan Pemkot Samarinda segera mendaftarkan branding logo Magnificent Samarinda ke Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI) yang bernaung di bawah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) agar tidak menjadi polemik yang berkelanjutan.
"Kami sarankan supaya tidak jadi polemik, daftarkan ke HAKI, nanti mereka yang menentukan apakah mencuri atau tidak," terang Hari, Jumat (1/2).
Setelah mendengar penjelasan Citiasia Inc, Kepala Diskominfo Samarinda, Aji Syarif Hidayatullah menyampaikan, pihaknya bakal membicarakan lebih lanjut dengan Bappeda mengenai keputusan permasalahan ini.
"Nanti kami akan rapat khusus dengan pak Asli apakah mau disayembarakan dan lain sebagainya. Pasti ada pemberitahuan lainnya," tutup pria yang kerap disapa Dayat itu, Jumat (1/2).
Diketahui bahwa, branding logo Magnificent Samarinda yang bernilai Rp 600 juta diluncurkan pada 21 Januari 2019, bertepatan dengan HUT ke-59 Pemkot Samarinda dan hari jadi ke-351 Kota Samarinda.
Dokumentasi: KPFM Samarinda/Maulani Al Amin
Penulis: Maul
Editor: *
Benua Etam
Terima Silaturahmi Masyarakat Umum, Gubernur Kaltim Berikan Santunan Kepada 1.000 Penerima01 Feb 2019