Main Image
Kota Tepian
Kota Tepian | 01 Apr 2021

Soal Dugaan Praktik Prostitusi Di THM Eks Lokalisasi Loa Hui, Pengelola: Sulit Dideteksi

968kpfm, Samarinda - Wacana Pemkot Samarinda menutup tempat hiburan malam (THM) karaoke di eks lokalisasi Loa Hui dan Solong sebelum bulan suci Ramadan, telah didengar pihak pengelola.

KPFM mengonfirmasi Ketua RT 42, Samsul Bahri, yang ikut mengelola THM dengan nama Bukit Harapan di Jalan Kurnia Makmur, Kelurahan Harapan Baru, Kecamatan Loa Janan Ilir (LOJI).

Samsul mengatakan, pihaknya menghormati Pemkot Samarinda, jika kebijakan menutup THM itu diwujudkan. Namun dia menegaskan, Loa Hui bukan lagi lokalisasi. Melainkan hanya THM yang menyuguhkan fasilitas karaoke.

"Sejak 2016, bukan lokalisasi lagi di sini (Loa Hui). Jadi tempat hiburan saja. Kalau untuk tutup sementara selama Ramadan kami tidak masalah, tetapi kalau untuk selamanya tentu sangat memberatkan kami," ungkap Samsul, kepada wartawan KPFM, Kamis (1/4).

Terkait masalah perizinan, kata Samsul, pihaknya sudah mengantongi izin gangguan sejak 2016-2017 silam. Dia menceritakan, saat mengurus perpanjangan izin, ternyata beredar keputusan Wali Kota Samarinda bahwa izin gangguan tidak bisa diterbitkan lagi dan harus diubah menjadi izin usaha.

"Kami langsung koordinasi dengan yang mengurus izin. Katanya tunggu dulu, nanti akan koordinasi kembali dengan pemerintah pada 2018 lalu. Akhirnya urusan ini berlarut-larut sampai akhirnya wabah Covid-19 muncul," kata Samsul.

Selanjutnya, sepanjang tahun 2017-2020 beberapa tempat karaoke di Loa Hui tetap membayar pajak ke pemerintah.

"Memang agak sedikit terlambat kemarin kami membayar pajak akibat wabah Covid-19. Tetapi perlahan kami bayar pajak lagi selama 4 tahun berturut-turut sesuai jumlah karaoke yang ada di sini," tutur Samsul.

"Katanya yang mengurus izin yang penting bayar saja pajak, kalau tidak bayar maka legalitasnya bisa dipertanyakan," sambungnya.

Keberatan Jika Ditutup Total Selamanya

Terdapat 30 tempat karaoke di THM Bukit Harapan. Samsul menyebutkan, usaha itu telah mempekerjakan kurang lebih 130 orang. Menurutnya, jumlah pekerja bersifat fluktuatif. Lantaran sering berganti orang.

"Bahkan tidak sampai harian, hitungan jam saja mereka banyak yang keluar karena tidak tahan. Sampai akhirnya banyak dari mereka yang kembali ke jalan," cetusnya.

Ketika disinggung mengenai maraknya praktik prostitusi terselubung di kawasannya, Samsul menjelaskan, hal tersebut tidak dapat terhindarkan lagi. Meskipun lokalisasi memang sudah ditutup, tetapi masih banyak saja yang melakukan hal itu secara diam-diam.

Samsul tak membantah, kalau ada pemandu karaoke di tempat usahanya merupakan pekerja di eks lokalisasi Loa Hui.

"Mungkin ada cuma tidak terdeteksi. Tapi rata-rata mereka banyak yang tahu diri, dan tidak berani ke sini (Loa Hui) lagi. Tapi ada saja yang pindah-pindah tempat, sulit untuk mendeteksi mereka ini," terangnya.

Lebih lanjut, sebagai upaya untuk memperjuangkan nasib THM Bukit Harapan, Samsul beserta rekan pengelola karaoke lain akan mencoba melakukan upaya koordinasi dengan Pemkot Samarinda, perihal wacana penutupan total.

"Harapannya ada jalan tengah dari pemerintah. Kami siap mematuhi untuk menutup THM selama Ramadhan. Tapi kalau untuk tutup total dan tanpa kompensasi kami sangat keberatan," pungkasnya.

Penulis: Fajar

Editor: Maul

Share This Post
More News

Tap anywhere to start radio 96.8KPFM 🎵