Main Image
Ekonomi
Ekonomi | 20 Aug 2022

Solar Subsidi Sulit Didapat, Nelayan Samarinda Urung Melaut

969kpfm, Samarinda - Puluhan nelayan di Samarinda kesulitan mendapat bakar minyak (BBM) solar subsidi.

Hal ini terjadi setelah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Bunker (SPBB) yang berlokasi di tepi Sungai Mahakam, tepatnya di Jalan 79, Kampung Ketupat, Kelurahan Mesjid, Samarinda Seberang, sudah tak beroperasi beberapa pekan terakhir.

Salah seorang nelayan, Saharudin mengaku tidak melaut lebih dari dua pekan karena tempat biasa ia memperoleh bahan bakar sudah tutup secara permanen.

Pria 60 tahun itu membutuhkan 150 liter solar agar bisa melaut dalam sepekan. Namun, pembelian dibatasi hanya 75 liter dalam seminggu.

"Memang itu tidak cukup, cuma daripada tidak ada terpaksa kami gunakan. Terkadang bahan bakar itu tidak cukup sehingga kami memilih jalur yang dekat untuk melaut. Tapi sekarang bertambah parah karena satu-satunya tempat mengisi di SPBB ini sudah ditutup. Sehingga kami bingung harus kemana memperoleh bahan bakar," cerita Saharudin, Kamis (18/8).

Buntut sulitnya mendapatkan solar subsidi, puluhan nelayan yang tergabung dalam kelompok usaha bersama (KUB) di berbagai kelurahan Kota Tepian menduduki SPBB milik salah satu perusahaan swasta di Kampung Ketupat.

Koordinator aksi, Muhammad Ali membeberkan, sebanyak 300 nelayan yang sudah terdaftar dan tergabung dalam berbagai KUB di wilayah pesisir sangat bergantung kepada SPBB ini. Selain letaknya yang strategis, lokasi ini merupakan satu-satunya tempat pengisian bahan bakar yang melayani para nelayan selama ini.

"Kami tidak tahu alasannya ditutup. Pokoknya tiba-tiba sudah ditutup, sehingga kami tidak tahu harus mengisi kemana lagi. Kami harap ada jalan keluar dari pemerintah dan Pertamina agar kami (nelayan) dapat melaut lagi. Jangan juga hapuskan solar subsidi, karena selisih harga dengan Dexlite cukup jauh. Kami ini hanya nelayan kecil saja," imbuhnya.

Guna mencari jalan keluar dari permasalahan ini, Ali bersama teman-teman nelayan lain akan bersurat kepada Wali Kota Samarinda, Andi Harun, serta Pertamina untuk bersama-sama membahas polemik ini agar nasib nelayan di Kota Tepian tidak terkatung-katung.

Penulis: Fajar
Editor: Maul

Share This Post
More News

Tap anywhere to start radio 96.8KPFM 🎵