Main Image
Ekonomi
Ekonomi | 22 Sep 2022

Strategi Pemkot Samarinda Dan BI Kaltim Tekan Inflasi, Fokus Pengendalian Bahan Pangan

968kpfm, Samarinda - Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Kaltim menggandeng Pemkot Samarinda, bekerja sama menangani laju inflasi. Salah satu komoditas hortikultura penyumbang inflasi di Benua Etam adalah cabai. Kedua instansi tersebut sepakat, untuk melakukan upaya pengendalian distribusi cabai di Kota Tepian.

Ihwal ini dibahas dalam Kick Off Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP). Kampung Tangguh di Jalan Manunggal, Gang 19, RT 82, Loa Bakung, jadi titik awal penerapan urban farming (pertanian perkotaan) yang digodok Pemkot Samarinda dan BI Kaltim.

Menurut Wali Kota Samarinda, Andi Harun, cabai sangat rentan memberikan kontribusi terhadap inflasi di Kota Tepian.

"Makanya kami satukan kegiatan ini dengan gerakan urban farming dengan memberikan bibit cabai kepada 59 Kampung Tangguh dan pondok pesantren di Samarinda. Ini kami buat agar pasokan dan ketersediaan stok tetap terjaga di saat kebutuhan akan cabai meningkat. Jadi kami bisa kendalikan dan intervensi karena ketersediaannya ada, sehingga harga bisa dikendalikan," papar Andi Harun usai acara GNPIP di Loa Bakung, Rabu (21/9).

Secara umum, orang nomor satu di Samarinda it menyoroti pengendalian inflasi di sektor pangan.

Hal tersebut terjadi karena bahan pokok dan penting (Bapokting) di Samarinda mayoritas berasal dari luar daerah. Sehingga pemerintah melaksanakan intervensi dan kolaborasi antar instansi guna melakukan pengendalian harga pangan.

"Hasilnya harga bahan pangan sampai saat ini cenderung stabil. Tentu kami tidak akan fokus di satu komoditas saja. Nanti juga ada komoditi lain seperti bawang dan lain sebagainya. Selain itu dari sisi transportasi juga akan kami perhatikan karena biaya transportasi tentu akan mempengaruhi harga bahan pangan di pasar," tandasnya.

Hal senada juga disampaikan Kepala Kantor Perwakilan BI Kaltim, Ricky P Gozali. Ia menjelaskan, berdasarkan data yang diperoleh, pergerakan inflasi nasional dipengaruhi oleh harga pangan, yakni sebesar 11,5 persen. Oleh sebab itu sektor pangan ini menjadi momok bagi pemerintah pusat.

"Makanya presiden memberi arahan agar semua pihak untuk melakukan gerakan menangani inflasi pangan. Harapannya inflasi pangan bisa kembali bergerak di angka 5-6 persen," tutur Ricky.

Selain menghadiri Kick Off GNPIP, Andi Harun juga meresmikan Bebaya Mart di kampung tangguh RT 82 Loa Bakung. Bahkan dalam kegiatan ini juga digelar Pasar Murah yang disambut antusias oleh warga sekitar.

Penulis: Fajar
Editor: Maul

Share This Post
More News

Tap anywhere to start radio 96.8KPFM 🎵