Main Image
Cerita Unik
Cerita Unik | 05 Apr 2021

Tak Banyak Orang Tahu, Muara Badak Menyimpan Keindahan Bawah Laut Menakjubkan

968kpfm, Kutai Kartanegara - Kecamatan Muara Badak yang berlokasi di pesisir bagian timur Kabupaten Kutai Kartanegara memiliki banyak sekali destinasi wisata unggulan. Sayangnya, lokasi wisata di sana jarang diketahui masyarakat.

Selain terkenal dengan banyaknya wisata pantai dan sumber daya alam yang melimpah, Kecamatan Muara Badak mulai mengenalkan destinasi pariwisata baru. Seperti panorama bawah laut yang memanjakan mata.

Formasi terumbu karang yang tumbuh cantik serta keunikan biota laut menjadi nilai jual tersendiri bagi Muara Badak, yang terkenal dengan kekayaan alam minyak dan gas bumi ini. Tak kalah menarik dari gugusan di Kepulauan Derawan, Kabupaten Berau yang menjadi produk unggulan wisata bahari di Benua Etam.

Melihat potensi wisata bahari yang dimiliki daerah seluas 939,09 kilometer persegi ini, sejumlah nelayan di Muara Badak mulai menawarkan jasa diving atau menyelam, agar dapat menikmati keindahan bawah laut.

Olahraga menyelam memang dikenal sebagai olahraga yang menguras isi dompet. Tetapi pengunjung tak perlu khawatir, karena harga yang ditawarkan untuk satu kali trip tergolong murah, yakni Rp 3 juta untuk satu kelompok yang maksimal terdiri dari 5 orang.

Salah satu nelayan yang menawarkan fasilitas diving, Mansur menerangkan, untuk mencapai titik menyelam terdekat perlu memakan waktu 15 menit menggunakan kapal. Kemudian ada beberapa spot lagi yang menawarkan gugusan terumbu karang indah berjarak 30-40 menit perjalanan kapal.

"Kalau yang agak jauh sekitar satu jam sampai satu setengah jam dari bibir pantai. Biasanya kalau ada yang ingin menyelam, mereka langsung menghubungi saya," kata Mansur.

Tentu tidak mudah agar bisa menyelam di perairan dalam. Pengunjung wajib memiliki lisensi agar bisa menyelam dengan kedalaman 10-20 meter. Tetapi jika ada pengunjung yang masih pemula dan tidak memiliki lisensi, maka Mansur akan mengajak mereka ke perairan dangkal dan memandunya belajar teknik menyelam.

"Biasanya yang datang itu memang yang sering menyelam. Kalau yang pemula biasanya saya bawa ke kedalaman 3-4 meter saja dan kami pandu," tambahnya.

Ketika disinggung terkait minat pengunjung, Mansur menyebut bahwa saat situasi pandemi ini memang jarang yang mau menyelam. Kalaupun ada, lanjutnya, itu hanya beberapa orang yang kerap hilir mudik untuk menikmati keindahan panorama bawah laut.

"Kalau sekarang memang agak sepi. Mungkin juga karena pandemi atau bahkan titiknya kurang terekspos," tuturnya.

Pernah Rusak Akibat Bom Ikan

Tak-Banyak-Orang-Tahu-Muara-Badak-Menyimpan-Keindahan-Bawah-Laut-Menakjubkan-2-3
membuat link gambar

Letak Kecamatan Muara Badak yang berada di wilayah pesisir sudah tentu membuat daerah ini memiliki biota laut yang melimpah. Oleh sebab itu banyak nelayan dari luar maupun lokal berlomba-lomba untuk menangkap ikan dengan jumlah banyak di perairan Muara Badak.

Mansur bercerita, dahulu banyak nelayan yang menangkap ikan menggunakan bom. Parahnya lagi, aktivitas penangkapan ikan menggunakan bom tersebut dilakukan oleh oknum nelayan dari luar Muara Badak.

"Semuanya (terumbu karang) di sini sudah pernah kena bom ikan," ungkap Mansur.

Selain bom ikan, Pria yang berperan sebagai Koordinator Kelompok Masyarakat Pengawas Sumber Daya Kelautan Dan Perikanan Muara Badak tersebut juga memandang, kapal nelayan yang menggunakan alat tangkap troll dapat mengancam ekosistem laut di Muara Badak.

"Ilegal fishing-nya di sini sering pakai troll. Dulu itu rata-rata nelayan di sini menggunakan troll. Tapi setelah saya beri arahan, akhirnya mereka sadar dan mulai menjaga ekosistem laut," sambungnya.

Perhatian Terhadap Budidaya Terumbu Karang

Tak-Banyak-Orang-Tahu-Muara-Badak-Menyimpan-Keindahan-Bawah-Laut-Menakjubkan-3-3
membuat link gambar

Sadar ekosistem laut mulai rusak akibat ulah oknum nelayan nakal, Mansur bersama rekan-rekannya mengajak stakeholder terkait untuk menjaga perairan Muara Badak.

Tak hanya itu, para nelayan juga ikut serta untuk melakukan budidaya terumbu karang untuk mempercantik panorama bawah laut. Jerih payah mereka menjaga ekosistem laut pun perlahan membuahkan hasil.

Lima tahun lamanya melakukan perawatan dan membudidayakan terumbu karang membuat biota laut ini mulai berkembang dengan baik. Mansur menyebutkan, biasanya dalam setahun terumbu karang dapat tumbuh sepanjang 1 centimeter.

"Tapi di sini beda dan tumbuhnya kebanyakan alami. Terumbu karangnya bisa tumbuh sampai 5-7 centimeter per tahunnya. Akhirnya ekosistem laut mulai tumbuh dan menjadi titik menyelam yang indah," paparnya.

Sampai saat ini, sudah ditemukan 13 titik selam dengan kedalaman yang bervariasi. Para nelayan pun memberikan nama spot tersebut sesuai kejadian dan biota laut apa yang menempati kawasan tersebut.

Satu titik yang benar-benar dirawat oleh penduduk sekitar adalah lokasi menyelam Batu Lampe. Kawasan dengan luas 100×600 meter tersebut memang dijadikan pusat untuk proses transplantasi terumbu karang di perairan Muara Badak.

Membaiknya ekosistem laut di perairan Muara Badak membuat banyak spesies ikan yang tak pernah terlihat menjadi tampak. Mansur mengatakan bahwa beberapa spesies Hiu Macan Tutul dan Hiu Paus kerap bermunculan di sisi bagan atau bagang milik warga sekitar.

"Kalau Hiu Macan Tutul itu memang sering muncul. Tapi kalau Hiu Paus itu baru-baru saja ada. Munculnya di sekitar bagan warga. Spesies ini jinak dan hanya makan plankton saja," ungkapnya.

Lebih lanjut, Mansur tentu berharap agar setiap nelayan di daerah pesisir bisa menjaga ekosistem laut dengan baik. Selain dapat membuat biota laut semakin melimpah, hal tersebut juga bisa mengundang wisatawan untuk mengunjungi destinasi pariwisata itu.

Penulis: Fajar

Editor: Maul

Share This Post
More News

Tap anywhere to start radio 96.8KPFM 🎵