968kpfm, Samarinda - Musibah tanah longsor terjadi di Jalan Sultan Alimudin, Gang Bambu Indah, RT 35, Kelurahan Selili, Kecamatan Samarinda Ilir, Selasa (20/4/2021), sekitar pukul 21.30 WITA.
Area longsor merupakan akses jalan menuju menara telekomunikasi milik salah satu provider.
Akibat dari peristiwa ini, satu rumah milik warga nyaris tertimpa material tanah. Kemudian dua bangunan lain menggantung usai tanah yang berada di bawah mendadak ambles. Beruntung tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini.
Salah satu warga yang rumahnya nyaris tertimpa material tanah, Sunardi (64) menceritakan awal kejadian. Saat itu tanah longsor terjadi, dirinya tengah bersantai usai salat tarawih.
Tiba-tiba terdengar suara retakan yang membuat pria 64 tahun ini mencari tahu asal suara tersebut.
"Saat itu anak saya di ruang tamu, jadi saya suruh masuk ke dalam. Seketika tembok di luar langsung rebah hingga serpihannya masuk ke ruang tamu. Rasanya seperti terjadi gempa, getarannya sampai ke rumah lain," ungkap Sunardi, Rabu (21/4).
Hal yang sama turut dirasakan Hairul (62), yang bermukim di atas tanah amblas. Dia bercerita, bahwa ketika tanah longsor meluruh, dia sedang mencuci peralatan makan. Waktu itu juga, terdengar suara keras dan getaran hebat yang membuat dirinya ketakutan.
"Bunyinya nyaring, saya juga terkejut karena saya kira bakal kiamat. Saat membuka pintu belakang, halaman yang biasa digunakan untuk menjemur pakaian sudah tak ada. Tanahnya sudah amblas ke bawah dan rumah saya menggantung," tandasnya.
Warga Sering Mengadu Namun Tak Digubris
Sementara itu, Ketua RT 35 Kelurahan Selili, Duta menerangkan, musibah tanah longsor ini terjadi di akses jalan satu-satunya menuju menara telekomunikasi.
Dia menuturkan, warga kerap mengadu kepada pengelola menara telekomunikasi perihal retakan-retakan di akses jalan tersebut. Sayangnya, laporan dari warga seringkali tidak digubris oleh pihak provider.
"Sudah lama itu retakannya. Warga juga sering mengadu ke saya, bahkan pegawai dari provider tersebut. Namun mereka hanya bilang iya, tanpa ada tindak lanjut," ucap Duta.
Untuk sementara, lanjut Duta, pihaknya telah berembuk dengan warga lainnya guna mengatur pertemuan dengan pihak terkait. Seperti kelurahan, kecamatan hingga provider.
Duta sendiri belum bisa membeberkan langkah apa yang diinginkan warga, karena semuanya akan dibahas dalam pertemuan nanti.
"Kalau memang warga istilahnya bersepakat dan tetap akan menuntut untuk ditutup, kami akan mengikuti kemauan warga karena ini sudah terlalu membahayakan," pungkasnya.
Benua Etam
Terima Silaturahmi Masyarakat Umum, Gubernur Kaltim Berikan Santunan Kepada 1.000 Penerima21 Apr 2021