Main Image
Advertorial
Advertorial | 15 Jan 2025

Tangkal DBD, 5.000 Dosis Vaksin Diprioritaskan untuk Anak SD di Kaltim

968kpfm, Samarinda - Untuk mencrgaj merebaknya penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD), Dinas Kesehatan (Dinkes) Kaltim menyiapkan 5.000 dosis vaksin DBD pada tahun ini.

Kepala Dinkes Kaltim, Jaya Mualimin menerangkan, sasaran utama vaksinasi DBD ini adalah anak-anak berusia 5 hingga 12 tahun atau usia sekolah dasar (SD), yang dianggap paling berisiko terinfeksi dan membutuhkan penanganan medis lebih lanjut.

"Sebagian besar pasien DBD tahun lalu berasal dari kalangan anak usia sekolah dasar. Karena itu, kami memprioritaskan vaksinasi bagi kelompok usia ini," ungkap Jaya.

Jaya menegaskan, penyediaan vaksin ini merupakan bagian dari strategi pemerintah untuk mengurangi tingkat infeksi dan kematian akibat DBD. Data menunjukkan bahwa jumlah kasus DBD pada tahun sebelumnya mencapai 9.000 hingga 10.000 kasus, meningkat tajam dibanding rata-rata 5.000 kasus pada tahun-tahun sebelumnya.

Meski demikian, tingkat kematian berhasil ditekan menjadi 0,21 persen dengan total 20 kasus, lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai 24 kasus. Jaya menekankan bahwa menjaga kebersihan lingkungan merupakan langkah efektif untuk mencegah wabah, seperti kejadian luar biasa (KLB) yang terjadi awal tahun lalu di salah satu kabupaten di Benua Etam.

"Vaksin yang diberikan diharapkan mampu membangun kekebalan tubuh anak-anak dalam waktu singkat. Karena vaksin ini memiliki keunggulan dan mampu memberikan perlindungan hanya dalam waktu tiga bulan setelah penyuntikan," ucap Jaya.

Meskipun vaksin ini disediakan secara cuma-cuma oleh pemerintah, pelaksanaan vaksinasi di fasilitas kesehatan masih memerlukan biaya, karena program tersebut belum terintegrasi sebagai program nasional.

Meski demikian, kata Jaya, Dinkes Kaltim berencana terus memperjuangkan agar vaksin DBD dimasukkan dalam program nasional pada masa mendatang. Selain itu, Pemprov Kaltim juga tengah mengembangkan program pengendalian nyamuk dengan teknologi Wolbachia.

"Program ini menggunakan bakteri untuk mengurangi populasi nyamuk pembawa virus DBD. Kami sudah menguji teknologi ini di Bontang. Dari uji coba ini, kami menyimpulkan sementara bahwa butuh waktu dua hingga tiga tahun lagi untuk mendapatkan hasil optimal. Tahun ini kami mulai uji coba di Balikpapan,” bebernya.

Lebih lanjut, Jaya menekankan bahwa Pemprov Kaltim siap menambah anggaran bila diperlukan guna mendukung pelaksanaan vaksinasi dan pengendalian DBD.

"Di sisi lain, kami berharap cakupan vaksinasi dapat diperluas dengan tambahan dosis yang direncanakan akhir tahun ini," pungkasnya.

Penulis: Fajar
Editor: Maul

Share This Post
More News

Tap anywhere to start radio 96.8KPFM 🎵