968kpfm, Samarinda - Dalam sebuah survei global terhadap 146 negara di tahun 2021, Indonesia menempati peringkat ketujuh sebagai negara paling religius di dunia.
Agama dinilai mampu menjadi kompas dalam menentukan tujuan hidup dan praktik kehidupan sehari-hari.
Karakteristik ini ditangkap Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) RI dengan berupaya melibatkan penyuluh agama, dai dan daiyah dalam menyebarluaskan program-program, seperti upaya percepatan penurunan angka stunting di Indonesia.
Program yang mendapatkan dukungan penuh dari Perwakilan BKKBN Kaltim itu, diwujudkan melalui kegiatan Halaqoh Nasional bertajuk pelibatan penyuluh agama, dai dan daiyah untuk mendukung percepatan penurunan stunting di Istana Wakil Presiden RI, Kamis (6/10).
Kegiatan ini dihadiri langsung oleh Wakil Presiden RI, Maruf Amin, Menteri Agama, Yaqut Cholil Qoumas, serta Kepala BKKBN RI, Hasto Wardoyo.
Dalam kesempatan ini, Hasto mengatakan bahwa angka stunting Indonesia masih berada di angka 24,4 persen. Padahal standar dari World Health Organization (WHO) sendiri berada di angka 20 persen. Berbagai cara dilakukan agar angka stunting pada tahun 2024 bisa mencapai 14 persen sesuai target dari Presiden RI, Joko Widodo.
"Kita punya waktu dua setengah tahun menuju akhir tahun 2024 dengan target yang cukup menantang. Kami melakukan berbagai upaya agar tujuan itu dapat cepat tercapai, contohnya berkolaborasi dengan Kementerian Agama (Kemenag). Kami percaya dengan adanya keterlibatan penyuluh agama, dai dan daiyah mampu mempercepat penurunan angka stunting dengan memberi informasi yang tepat kepada masyarakat," papar Hasto, Kamis (6/10).
Menteri Agama, Yaqut Cholil Qoumas menambahkan bahwa keterlibatan penyuluh agama, dai dan daiyah dalam menyebarluaskan informasi tentang bahaya dan pencegahan stunting merupakan langkah yang tepat.
Tentunya materi tentang stunting ini nanti akan disisipkan ke dalam ceramah, khotbah dan tausiyah mereka yang menyelaraskan dengan ajaran agama Islam.
Secara teknis memang terlihat mudah. Namun hal ini menjadi tantangan sendiri bagi penceramah agar masyarakat mampu memahami bagaimana mencegah dan mengatasi stunting. Oleh sebab itu, Yaqut berharap adanya dukungan dari BKKBN RI untuk memberikan pembekalan terlebih dahulu kepada penceramah.
"Apa yang kita selenggarakan ini sesungguhnya merupakan penjabaran dari perintah agama yang mengajarkan untuk tidak mewariskan generasi yang lemah. Sebaliknya kita harus menyiapkan generasi yang terbaik atau generasi yang unggul. Oleh sebab itu kegiatan ini merupakan variabel yang tidak bisa terpisahkan dari persiapan masa depan calon pemimpin negeri," ungkap Yaqut.
"Kegiatan ini sejalan dengan program kerja Kemenag, oleh sebab itu kami memberikan dukungan sepenuhnya kepada BKKBN karena kami yakin penurunan angka stunting ini memang jadi program yang diperlukan bagi keberlangsungan masyarakat di masa yang akan datang," sambungnya.
Sementara itu, Wakil Presiden RI, Maruf Amin menjabarkan bahwa dalam kurun waktu satu windu kedepan, Indonesia akan memperoleh bonus demografi di mana jumlah penduduk usia produktif akan lebih tinggi dibanding usia anak-anak dan lanjut usia. Namun ditengah peluang tersebut, Indonesia masih dibayangi tantangan.
Mengutip studi status gizi Indonesia pada tahun 2021, kata Maruf Amin, satu dari empat balita Indonesia mengalami stunting. Akibatnya masalah ini dapat menghambat bonus demografi yang akan diperoleh Indonesia pada periode 2030-2040 mendatang.
Untuk mempercepat dalam menurunkan angka stunting, maka orang nomor dua di Nusantara ini sangat mendukung adanya keterlibatan pemuka agama dalam mensyiarkan mengenai bahaya dan pencegahan stunting. Karakteristik masyarakat yang sangat religius membuat peran penyuluh agama sangat strategis dalam menyebarluaskan informasi mengenai stunting lewat pesan keagamaan.
"Upaya mendorong percepatan penurunan stunting merupakan langkah mulia untuk mengimplementasikan tujuan yang disyariatkan Islam. Semoga melalui dakwah yang sejuk dari penyuluh agama, da'i dan da'iyah, kesadaran dan kepedulian masyarakat perihal stunting dapat meningkat demi terwujudnya cita-cita mencetak generasi yang sehat, cerdas, unggul dan berdaya saing," pungkasnya.
Benua Etam
Terima Silaturahmi Masyarakat Umum, Gubernur Kaltim Berikan Santunan Kepada 1.000 Penerima07 Oct 2022