Main Image
Ekonomi
Ekonomi | 11 Oct 2024

Temu Responden 2024: Membangun Kaltim Menuju Ekonomi Berkelanjutan

968kpfm, Samarinda – Dalam upaya memperkuat sinergi dan kolaborasi antara Bank Indonesia dan para pelaku usaha di Kalimantan Timur, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Kaltim menggelar Temu Responden 2024 dengan tema "Peluang dan Tantangan Investasi di Provinsi Kaltim di Tengah Dinamika Global".

Acara ini berlangsung pada Kamis (10/10) di Hotel Mercure Samarinda dan dihadiri oleh 170 tamu undangan dari berbagai kalangan, termasuk instansi pemerintahan, akademisi, dan korporasi.

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Kaltim, Budi Widihartanto, dalam pidato pembukaannya menyampaikan apresiasi kepada para responden yang terus mendukung BI dalam menyediakan data dan informasi ekonomi terkini.

"Sinergi ini penting, terutama untuk menghadapi tantangan global dan merumuskan kebijakan yang tepat bagi pembangunan ekonomi Kaltim yang berkelanjutan," ujarnya.


Pertumbuhan Ekonomi dan Pengaruh Investasi

Pertumbuhan ekonomi Kaltim triwulan II 2024 tercatat sebesar 5,85% (yoy), melampaui rata-rata pertumbuhan regional Kalimantan dan nasional. Hal ini sebagian besar disebabkan oleh sektor konstruksi yang tumbuh pesat berkat pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) serta peningkatan investasi di wilayah tersebut.

Namun, sektor pertambangan dan ekspor mengalami perlambatan akibat tingginya curah hujan yang mempengaruhi produksi batu bara serta penurunan permintaan dari Tiongkok.

Dampak dari tingginya aktivitas pembangunan ini menyebabkan inflasi di beberapa wilayah di Kaltim, dengan Penajam Paser Utara (PPU) mencatat inflasi tertinggi sebesar 0,23% pada September 2024. Namun, inflasi di Kaltim secara keseluruhan masih terjaga, dan diproyeksikan berada dalam target nasional pada 2024-2025, berkat upaya koordinasi Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID).


Investasi yang Menjanjikan

Peningkatan investasi juga menjadi faktor penting dalam pertumbuhan ekonomi Kaltim. Hingga semester I 2024, realisasi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) di Kaltim mencapai Rp24,4 triliun, menjadikannya peringkat ke-5 nasional. Sementara itu, Penanaman Modal Asing (PMA) tercatat sebesar USD589 juta, berada di peringkat 15 se-Indonesia.

Dalam diskusi panel, Chief Economist Permata Bank, Josua Pardede, menyoroti dampak dinamika global terhadap ekonomi Kaltim dan tantangan yang harus dihadapi di masa depan. Muchamad Iqbal dari Kementerian Investasi/BKPM menjelaskan langkah-langkah pemerintah dalam menciptakan iklim investasi yang kondusif, sementara Ketua Komite Tetap Perencanaan Bidang Investasi Kadin Indonesia, Reza Valdo Maspaitella, menekankan pentingnya sinergi antara pemerintah dan swasta.


Kesimpulan dan Arah Ke Depan

Melihat potensi dan tantangan yang dihadapi, Bank Indonesia berkomitmen untuk terus bersinergi dengan berbagai pihak dalam menyediakan data berkualitas guna mendukung pengambilan kebijakan yang tepat. "Dengan kolaborasi yang kuat, Kaltim diharapkan bisa terus tumbuh dan mencapai pembangunan ekonomi berkelanjutan," pungkas Budi Widihartanto.

Penulis: Maul

Share This Post
More News

Tap anywhere to start radio 96.8KPFM 🎵