Pendengar KP (Kutai Kartanegara) - Musibah Banjir yang terjadi beberapa waktu lalu tidak hanya merendam beberapa wilayah di Samarinda, Wilayah seperti di Kutai Kartanegara, Bontang, Balikpapan, Mahakam Ulu (Mahulu), dan Kutai Barat juga diterpa musibah banjir.
Dampak yang ditimbulkan dari musibah banjir ini sangat beragam, mulai dari kerugian materil, hingga berimbas pada aktivitas perekonomian masyarakat. Salah satunya ialah masyarakat yang bermukim di Desa Karang Tunggal, Kecamatan Tenggarong Seberang, Kabupaten Kutai Kartanegara.
Dari pantauan KPFM pada Rabu (19/6) di desa Karang Tunggal, tampak lahan pertanian masyarakat disana masih terendam banjir akibat intensitas hujan yang cukup tinggi. Terlihat warga yang lahannya terendam banjir tampak memanfaatkan waktunya untuk mencari keong ataupun menjala ikan.
Ketua Kelompok Tani Sidomulyo, Desa Karang Tunggal, Suparti menjelaskan, Minimnya tempat penampungan air serta resapan air yang sudah tergerus karena aktivitas pertambangan batubara di wilayah tersebut menjadi salah satu faktor penyebab lahan pertanian warga menjadi banjir, sehingga aktivitas petani disini menjadi terganggu.
"Ya terganggu mas, saya sudah menanam padi sejak beberapa bulan yang lalu, tinggal perawatan saja, namun saat ini semuanya habis," ucap Suparti, Rabu (19/6) sore.
Suparti menjelaskan, Biasanya jika curah hujan tinggi seperti saat ini, dalam jangka waktu dua atau tiga hari pasti sudah surut airnya. Namun karena dimana-mana hujan, terlebih minimnya resapan serta penampungan air akibat aktivitas tambang batubara liar menyebabkan lahan pertanian di kampung ini terendam banjir.
Suparti mengungkapkan, di desa Karang Tunggal saja terdapat 270 hektare lahan pertanian milik masyarakat, dan sekitar 170 hektare lahan tersebut terendam banjir. Akibatnya, petani disini terancam tidak bisa memanen hasil tanamannya, dan kerugiannya ditaksir mencapai Rp 3 juta/hektarenya.
Petani disini sangat mengharapkan bantuan pemerintah untuk membangun saluran irigasi yang baik, karena selama ini saluran air yang ada dianggap belum maksimal. Hal ini diperparah dengan adanya limbah dari aktivitas tambang batubara liar yang membuat resapan air saluran pembuangan air mengalami pendangkalan.
"Kami mengharapkan pemerintah bisa membantu untuk membangun saluran air yang bagus, karena saat ini saluran air belum maksimal, apalagi sekarang ada tambang liar yang membuat lahan pertanian masyarakat menjadi banjir karena hilangnya resapan air," tutup Suparti.
Dokumentasi : KPFM Samarinda / Muhammad Noor Fajar.
Penulis : Fajar
Editor : Maul
Benua Etam
Terima Silaturahmi Masyarakat Umum, Gubernur Kaltim Berikan Santunan Kepada 1.000 Penerima20 Jun 2019