968kpfm, Samarinda - Inflasi Kaltim meningkat 0,61 persen pada periode Juli 2022. Peningkatan harga bahan pokok dan penting (bapokting) terutama di sektor pangan punya andil besar dalam kenaikan inflasi.
Inflasi tidak hanya terjadi di Kaltim, tetapi di seluruh Indonesia. Dari 90 kota pantauan Indeks Harga Konsumen (IHK) nasional, semua mengalami inflasi.
Di Kaltim--gabungan Samarinda dan Balikpapan--terjadi inflasi sebesar 0,61 persen, dengan tingkat inflasi tahun ke tahun sebesar 5,05 persen.
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw-BI) Kaltim, Ricky Perdana Gozali menerangkan, upaya menekan laju inflasi sudah dilakukan TPID provinsi dan kabupaten-kota.
"Pada bulan Juli 2022 telah dilaksanakan Koordinasi TPID se-Kalimantan dalam rangka membahas perkembangan inflasi dan strategi pengendaliannya. Telah dilaksanakan pula High Level Meeting Kota Samarinda," terang Ricky dalam rilis yang diterima KPFM.
Inflasi tahun 2022, sebut Ricky, memang diperkirakan tetap berada pada rentang 3,59-4,39 persen tahun ke tahun. Hal ini seiring dengan menggeliatnya aktivitas masyarakat dalam masa pemulihan ekonomi penanganan covid-19.
"Upaya tersebut memerlukan dukungan masyarakat yang dapat diwujudkan melalui gerakan belanja bijak dan optimalisasi lahan pekarangan sebagai penyedia bahan pangan rumah tangga, yang tentunya mendukung stabilitasi harga komoditas inflasi menuju Kaltim Berdaulat," tutup Ricky.
Sementara itu, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kaltim, Yusniar Juliana mengatakan, terjadi perubahan IHK dari waktu ke waktu, menunjukkan pergerakan harga dari paket komoditas yang dikonsumsi oleh rumah tangga.
Juliana menerangkan, IHK adalah salah satu indikator untuk mengukur tingkat perubahan harga dalam inflasi atau deflasi.
Masih dalam keterangan Juliana, kelompok pengeluaran yang mengalami peningkatan yaitu pendidikan sebesar 1,31 persen diikuti oleh transportasi sebesar 1,20 persen; makanan, minuman, dan tembakau sebesar 1,06 persen; perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 0,49 persen; rekreasi olahraga dan budaya sebesar 0,41 persen.
Kemudian, kelompok perumahan, air, listrik dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,34 persen; kelompok kesehatan sebesar 0,18 persen; kelompok penyediaan makanan dan minuman/ restoran dengan inflasi sebesar 0,03 persen dan kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,02 persen.
Sedangkan kelompok yang mengalami penurunan indeks pada Juli yaitu kelompok pakaian dan alas kaki sebesar -0,06 persen; dan kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar -0,05 persen.
"Pada Juli 2022 dari 11 kelompok pengeluaran, 9 kelompok memberikan andil/sumbangan inflasi dan 2 kelompok memberikan andil/sumbangan deflasi," terang Yusniar.
"Nilai inflasi dari tahun ke tahun ini menjadi inflasi yang tertinggi sejak tahun 2020," pungkasnya.
Penulis: Maul
Benua Etam
Terima Silaturahmi Masyarakat Umum, Gubernur Kaltim Berikan Santunan Kepada 1.000 Penerima03 Aug 2022