968kpfm, Samarinda - Bank Indonesia melaporkan bahwa pada September 2022, Kalimantan Timur (Kaltim) mengalami inflasi setelah pada bulan sebelumnya mengalami deflasi.
Dari laporan tersebut, diketahui bahwa Indeks Harga Konsumen (IHK) Kaltim periode September 2022, tercatat inflasi sebesar 0,85% (mtm), setelah pada bulan sebelumnya mengalami deflasi sebesar 0,26% (mtm).
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw-BI) Kaltim, Ricky Perdana Gozali menyebutkan, capaian ini membuat inflasi tahunan Kaltim pada September 2022 tercatat sebesar 5,69% (yoy). Angka itu, disebutnya lebih rendah dibandingkan capaian nasional yang berada pada 5,95% (yoy).
"Berdasarkan kelompok pengeluarannya, inflasi pada bulan ini utamanya bersumber dari peningkatan harga pada kelompok transportasi. Namun demikian, inflasi yang lebih tinggi tertahan oleh deflasi pada kelompok makanan, minuman dan tembakau," sebut Ricky dalam keterangan resminya.
Ricky melanjutkan, penyesuaian harga Bahan Bakar Minyak (BBM) yang merupakan dampak dari meningkatnya biaya energi global merupakan kontributor inflasi pada kelompok transportasi.
"Komoditas utama yang mendorong inflasi kelompok transportasi hingga 8,12% (mtm) adalah bensin dan angkutan dalam kota. Adapun, penyesuaian harga BBM yang dilakukan oleh pemerintah merupakan langkah alih subsidi serta bertujuan untuk menjaga kesehatan fiskal negara," terangnya.
Kendati demikian, tekanan inflasi yang lebih tinggi tertahan oleh harga komoditas pangan masih mengalami penurunan harga.
Diterangkan Ricky, kelompok makanan, minuman dan tembakau mengalami deflasi sebesar 0,73% (mtm). Penurunan harga utamanya terjadi pada komoditas berupa bawang merah, cabai rawit, ikan layang, tomat, dan minyak goreng.
"Deflasi pada kelompok pangan tersebut didorong oleh momen panen komoditas hortikultura yang masih berlangsung pada beberapa wilayah sentra produksi di tengah mulai melandainya harga CPO sebagai bahan baku utama minyak goreng," kata Ricky.
Masih dalam keterangan Ricky, Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) telah mengambil langkah terkait lonjakan inflasi ini. Di antaranya adalah mengantisipasi dampak penyesuaian harga energi terhadap komoditas pangan melalui Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP).
TPID Kaltim dan Kota Samarinda telah melaksanakan meluncurkan GNPIP meliputi beberapa program unggulan pengendalian inflasi seperti gerakan urban farming (menanam 7.700 bibit cabai), gelar pasar murah dan operasi pasar, kerjasama dengan daerah sumber komoditas pangan utamanya beras, digitalisasi pemasaran dan pembayaran komoditas inflasi, serta koordinasi insentif fiskal.
"Segenap upaya yang dilaksanakan oleh TPID di wilayah Kaltim ditempuh melalui sinergi dan dukungan seluruh pihak agar daya beli masyarakat terjaga sehingga mendukung momentum pemulihan ekonomi Kaltim," pungkasnya.
Penulis: Maul
Benua Etam
Terima Silaturahmi Masyarakat Umum, Gubernur Kaltim Berikan Santunan Kepada 1.000 Penerima10 Oct 2022