968kpfm, Samarinda - Bank Indonesia melaporkan, kinerja ekonomi di Kaltim pada 2022 memperlihatkan perkembangan yang positif.
Keadaan yang makin baik ini, ditunjukkan dengan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,28 (year on year/yoy) pada triwulan III 2022. Angka tersebut meneruskan tren positif sejak triwulan II tahun ini.
Pertumbuhan ekonomi Kaltim yang membaik ini, didominasi sektor pertambangan batu bara. Itu karena momentum harga komoditas batu bara yang berada di level tinggi serta permintaan negara tujuan utama, yang juga semakin tinggi.
Pelaksana harian (Plh) Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Kaltim, Hendik Sudaryanto memprediksi, pada kuartal IV tahun 2022, ekonomi Kaltim akan tetap tumbuh.
Hal ini disampaikannya dalam Pertemuan Tahunan Bank Indonesia (PTBI) Provinsi Kalimantan Timur, yang digelar di Samarinda, Rabu, 30 November 2022.
Menurut Hendik, perbaikan ekonomi Kaltim turut didukung gencarnya program vaksinasi, pengendalian inflasi, laju penyaluran kredit, hingga geliat sistem pembayaran non tunai.
"Tingkat vaksinasi di Kaltim tercatat menjadi salah satu yang tertinggi dan berada di atas rata-rata vaksinasi nasional," kata Hendik, kepada wartawan.
"Tren pertumbuhan positif juga bersumber dari meningkatnya kredit modal kerja dan konsumsi. Sejalan dengan perbaikan kinerja korporasi dan daya beli masyarakat. Ditambah kinerja kredit UMKM juga menunjukkan tren peningkatan," ucap Hendik menambahkan.
Di sisi lain, ketergantungan pada sektor pertambangan, khususnya batu bara, menghadapkan perekonomian Kaltim sangat rentan terhadap dinamika global di tengah ketidakpastian.
Terlebih, permintaan batu bara di kemudian hari bakal semakin melandai sejalan dengan hadirnya bermacam komitmen internasional, dalam rangka shifting energy ke arah green economy.
"Menjawab tantangan itu, salah satu solusi yang dapat dilakukan adalah percepatan dan perluasan hilirisasi komoditas SDA mentah untuk menjadi lebih bernilai tambah," ujarnya.
Sementara dari segi pengendalian inflasi, terang Hendik, inflasi Kaltim triwulan III 2022 tercatat sebesar 5,69 persen (yoy).
"Hal ini disebabkan gangguan rantai pasok global, berlanjutnya ketegangan geopolitik, dan proteksionisme pangan di beberapa negara. Namun, inflasi yang lebih tinggi dapat tertahan seiring dengan sinergi dan koordinasi TPID dalam lingkup Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP)," tandasnya.
Di lokasi yang sama, Wakil Gubernur Kaltim, Hadi Mulyadi menyebutkan, pertumbuhan ekonomi Kaltim pada kuartal III masih terbaik di Pulau Kalimantan.
"Saya juga menerima laporan, dari Bank Indonesia, juga BPS (Badan Pusat Statistik), menggembirakan. Karena tingkat inflasi kita tidak terlalu tinggi, sesuai dengan range yang ditetapkan. Dan pengendalian inflasi kita terbaik di seluruh Kalimantan. Itu artinya masyarakat Kaltim bekerja keras membangun daerah ini," pungkasnya.
Penulis: Maul
Benua Etam
Terima Silaturahmi Masyarakat Umum, Gubernur Kaltim Berikan Santunan Kepada 1.000 Penerima01 Dec 2022